Padi Rojolele Varietas Baru Asal Klaten Resmi Dilepas
KLATEN, JATENG, BN – Calon varietas rojolele baru hasil kerjasama Badan Tenaga Nuklir (BATAN) dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten memasuki sidang pelepasan varietas tanaman pangan oleh Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Kamis (27/6).
Dalam sidang yang digelar di Hotel Salak Heritage Bogor ini, tim sidang dari Pemerintah Kabupaten Klaten dipimpin langsung Bupati Sri Mulyani didampingi Staf Ahli Bupati, Bappeda, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan, Bagian Humas, Dinas Kominfo dan petani peneliti.
Sebagaimana diketahui, riset pemuliaan benih rojolele telah dilaksanakan sejak 2013. Varietas tanaman rojolele yang baru berhasil diperpendek masa tanamnya dari 160 hari menjadi 105 hari sedangkan tingginya dari 155 cm bisa dipangkas menjadi 110 cm.
“Padi rojolele merupakan padi yang menjadi ikon dan telah melegenda di Klaten yang memiliki ciri khas pulen dan wangi. Adanya varietas baru ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk kembali bergairah menanam padi. Sebab masa tanamnya lebih pendek setara dengan jenis padi di pasaran umum seperti IR 64, C4 dan lain-lain. Varietas rojolele baru juga tidak mudah roboh karena padinya lebih rendah serta lebih tahan terhadap serangan hama penyakit,” kata Bupati Sri Mulyani.
Ia menyampaikan, varietas baru rojolele bisa meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Klaten karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi serta dapat mengembalikan lagi kejayaan padi legendaris rojolele. Setelah varietas rojolele baru ini resmi dilepas, Pemerintah Kabupaten Klaten berencana melaksanakan launching resmi, memperbanyak benih, penanaman serentak dan pembentukan kelembagaan untuk manajemen produksi, pengelolaan dan pemasaran dari hulu hingga hilir.
“Kabupaten Klaten merupakan salah satu lumbung pangan di Jawa Tengah. Pemkab Klaten akan membangun pasar beras untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten Klaten. Pemkab juga telah mempersiapkan strategi untuk membranding beras rojolele melalui promosi pemasaran, salah satunya dengan cara memperkenalkan kepada tamu yang datang di Kabupaten Klaten. Ini akan menjadikan beras rojolele sebagai oleh-oleh dan menyarankan ASN untuk mengonsumsi beras rojolele,” kata Bupati Sri Mulyani.
Sementara itu, Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) BATAN Totti Tjoptosumirat dalam pemaparannya disidang menyampaikan, pihaknya telah melakukan penelitian benih rojolele di Kabupaten Klaten dengan teknologi nuklir sejak 2013. Dari penelitian benih mengusulkan untuk melepas tiga galur yaitu, mutan A.10 (Srinuk), A 82.1 (Srinar) dan A 106.1 (Sriten).
Menurutnya, hasil sidang pelepasan varietas tanaman pangan Kementerian Pertanian merekomendasikan pelepasan dua dari tiga yang diusulkan yaitu, calon varietas A.10 (Srinuk) dan A.82.1 (Srinar). (rkt)