JATIM

Pakai KIS Kalau Sakit Cuma Bayar Pakai Tanda Tangan

Sri Suparwati (kanan)

SIDOARJO, JATIM, BN – Berkat Kartu KIS, kalau sakit Cuma bayar pakai tanda tangan. Demikian kalimat yang berulang kali terucap dari bibir Sri Suparwati.

Sri Suparwati adalah salah satu pasien peserta JKN-KIS yang saat ini sedang dirawat di RS Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo karena sakit jantung yang dialaminya.

Sri menyatakan bahwa pelayanan yang ia dapat sebagai pasien peserta JKN-KIS cukup baik, sejak masuk IGD hingga di kamar rawat inap.

Sri menceritakan pengalamannya dulu sebelum era JKN-KIS, ketika almarhum suami sakit dan harus rutin berobat hingga menghabiskan banyak biaya.

“Obat-obatan harus beli, hanya kamar yang tidak bayar. Bahkan sampai habis rumah satu,” kenang Sri.

Namun sejak dinyatakan sakit jantung, dokter menganjurkan Sri untuk menggurus kepesertaannya di BPJS Kesehatan.

“Saya tanya teman saya katanya nggak usah, tapi dokterku bilang harus urus BPJS gitu kok. Akhirnya saya ngurus, 1 hari selesai,” cerita wanita berusia 69 tahun ini.

Sekarang Sri rutin menggunakan KIS nya untuk mengobati penyakit jantung yang ia derita.

Banyak perbedaan yang ia rasakan antara sebelum era JKN dengan setelah era JKN. Tidak pernah ia diminta tambahan biaya ketika menggunakan KIS di klinik maupun di rumah sakit.

“Setelah ganti jadi BPJS Kesehatan, tidak pernah saya disuruh bayar lagi, cuma bayar pakai tanda tangan, lucu ya?”, terang Sri sambil tertawa.

Sri juga bercerita bahwa dirinya juga harus rutin melakukan pemeriksaan medis oleh dokter, perekaman jantung, pemeriksaan laboratorium dan penebusan obat-obatan, padahal dirinya hanyalah istri pensiunan.

Sri bahkan pernah mewanti-wanti dokter di faskes tingkat pertama agar tidak sembrono merujuk dirinya. Tapi dokter di faskes tingkat pertama meyakinkan bahwa dirinya tidak akan diminta membayar, bahkan berani menjamin akan menanggung biaya pengobatannya jika Sri di minta membayar.

Ketika di rumah sakit, Sri kaget saat diberitahu petugas rumah sakit, total biaya sebesar Rp. 1.923.100,-.

“Bingung saya uangnya kurang, tapi petugas rumah sakit bilang sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Padahal saya kalau periksa setiap seminggu sekali bayarnya Rp. 500.000,-, bayar pakai apa? Bayar pakai tanda tangan. Jadi pakai KIS bayarnya cuma pakai tanda tangan,” tegas Sri sekali lagi.

Sri sangat bersyukur dengan adanya program JKN-KIS. Sri berharap semoga program ini tetap berjalan dengan baik dan semakin baik.

“Itu harapan saya sebagai orang tua, karena menyangkut kesejahteraan saya dan anak cucu saya juga,” pungkasnya. (boody)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button