JATIM

Siswa SDN Moro Krembangan 1 Surabaya Sukses Kembangkan Hidroponik

SURABAYA, JATIM, BN – Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya bekerjasama dengan Tunas Hijau menggelar kompetisi menanam melalui media hidroponik untuk jenjang Sekolah Dasar (SD). Salah satu peserta yang ikut ambil bagian dalam kompetisi yang digelar untuk kali kedua ini adalah SDN Moro Krembangan 1 Surabaya yang dipimpin oleh Dra. Hj. Nur Hasanah.

Agus Mulyadi selaku pendamping dari Divisi Perawatan SDN Moro Krembangan 1 Surabaya mengatakan, kompetisi yang diikuti tahun ini merupakan untuk yang kedua kalinya dimana pada tahun 2018 lalu, SDN Moro Krembangan 1 menduduki Rangking ke-14.

Menurut Agus, sejak tanggal 1 Agustus kemarin telah dimulai kegiatan serentak dengan mengadakan pembibitan pertama atau penyemaian pertama dengan melibatkan seluruh warga sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan. Kegiatan juga melibatkan wali murid dan warga yang berada di sekitar lingkungan SDN Moro Kembangan 1 Surabaya.

“Memasuki hari ketujuh belas dari tahap penyemaian hingga perawatan, kita sudah melakukan pemantauan terhadap 500 bibit yang sudah di tanam. Sementara aturan lomba hanya untuk 75 bibit saja,” katanya, Sabtu (17/8).

Menurutnya, khusus di SDN Moro Krembangan 1 Surabaya telah ditanam 4 jenis sayuran yaitu, kangkung, sawi, samhong dan selada dengan menggunakan pupuk nutrisi AB Mix yang khusus digunakan untuk sayuran. Ia menambahkan, untuk perbandingan nutrisi yaitu, 1 liter air dicampur dengan nutrisi a sebanyak 5 mili dan nutrisi b sebanyak 5 mili.

“Sekarang ini kita akan melakukan panen untuk yang ke enam belas kalinya. Pertama kali panen kita menjual sayuran begitu saja akibatnya kita mengalami kerugian. Setelah kita analisa, dengan hanya menanam dibawah 100 bibit tanaman dan langsung dijual saja dan dibandingkan dengan nutrisi yang kita gunakan maka kita akan mengalami kerugian. Dari situ kita mempunyai inisiatif untuk membuat suatu produk makanan yang diolah dari sayuran yang kita miliki,” jelasnya.

Ia menambahkan, sayuran yang pernah diolah adalah sawi yang bisa dibuat jus, keripik atau peyek. Selain itu, selada yang bisa diolah menjadi hamburger yang semua disukai anak-anak. Yang semula anak-anak tidak suka sayuran, dengan mengolah makanan seperti ni anak-anak jadi suka sayuran. Bahkan anak-anak tidak tahu bila jus yang diminum berasal dari sayuran sawi daging.

“Sawi bila dijus maka rasanya seperti alpukat. Dengan mengolah seperti itu kita bisa mendapat keuntungan 2 kali lipat dari produksi panen yang kita hasilkan. Jadi kita bisa mendapatkan keuntungan lebih besar dibanding jika kita menjual langsung tanpa mengolahnya terlebih dahulu,” katanya.

Menurut Agus, dengan lomba ini diharapkan guru bisa menularkan ilmu tentang hidroponik ke anak didik, sehingga anak tidak putus asa untuk menanam sayuran meski di rumahnya tidak memiliki lahan yang cukup.

“Melalui lomba ini diharapkan anak dapat mempraktekkan cara membuat media tanam dari hidroponik sehingga anak bisa mengerti dari mulai cara menanam, menyemai hingga panen sampai mengolah pupuk untuk hidroponik. Saat ini sudah 75 persen dari total 435 siswa SDN Moro Krembangan 1 yang sudah mengerti tentang cara membuat dan bercocok tanam dengan hidroponik,” pungkasnya. (red)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button