Jutaan Orang Rasakan Layanan Program JKN-KIS
SIDOARJO, JATIM, BN-Di tahun keenam BPJS Kesehatan menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), jutaan masyarakat Indonesia dapat mengakses layanan kesehatan dengan mudah. Berbagai macam dinamika telah terjadi untuk keberlangsungan program ini.
Namun keseluruhan dinamika tersebut bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik pada seluruh pesertanya.
Untuk mewujudkan jaminan kesehatan yang berkualitas dan tanpa diskriminasi, BPJS Kesehatan bekerja sama dengan lebih dari 27.000 fasilitas kesehatan untuk melayani Peserta JKN-KIS.
Di Wilayah kabupaten sidoarjo, BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo bekerja sama dengan 173 faskes tingkat pertama, 16 rumah sakit dan 9 optik. “Dalam hal melakukan kerjasama kami juga tidak main-main. Seluruh fasilitas kesehatan tersebut harus bersedia memberikan komitmen pelayanan prima pada Peserta JKN-KIS. Bahkan kami audit juga,” jelas Kepala BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo Sri Mugirahayu saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (23/09).
Sufrengky Halim, salah satu Peserta JKN-KIS yang pernah dirawat di RSUD Sidoarjo karena patah tulang menyampaikan rasa kagumnya atas pelayanan yang diberikan padanya sebagai Peserta JKN-KIS.
“Pelayanan yang diberikan oleh tim medis ramah. Ruang rawat inap bersih dan rapi. Saya tidak menyangka, bahwa servisnya luar biasa,” jelas Frengky.
Pengalaman berbeda diceritakan oleh Noer Rachman yang mendapatkan pelayanan memuaskan saat menggunakan KIS untuk mendapatkan tindakan bedah mulut di RS Siti Hajar Sidoarjo. Atas pelayanan baik tersebut, ia berinisiatif menaikkan kelas kepesertaannya menjadi kelas 1 dan mendaftarkan seluruh anggota keluarganya.
Noer Rachman juga menjelaskan bahwa dengan menjadi peserta JKN-KIS tidak ada untung dan rugi. Dengan mekanisme gotong royong, jika ia tidak sakit, maka iuran yang dibayarkan akan digunakan untuk membiayai peserta lain yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
“Makanya untung ada program ini, untung ada BPJS Kesehatan, kalau tidak ada mau jadi apa?” terangnya.
Pemikiran gotong royong yang dimiliki oleh Noer Rachman nampaknya juga disadari oleh Titin, Peserta JKN-KIS yang menyadari pentingnya membayar iuran tepat waktu setiap bulannya. Titin mengaku jarang menggunakan KIS untuk berobat ke fasilitas kesehatan karena sangat menjaga pola hidupnya. Namun hal tersebut tidak mengurangi niatnya untuk membantu sesama, karena Titin berpendapat biarlah iuran yang selama ini ia bayarkan digunakan oleh peserta lain yang sedang sakit.
“Kan kalau saya tidak pakai, berati iuran saya dipakai orang lain yang sakit kan? Tidak apa-apa, semoga saya selalu sehat,” ujarnya.
“Cerita-cerita diatas adalah sekelumit cerita dari Peserta JKN-KIS yang telah merasakan layanan Program JKN-KIS dan aktif berpartisipasi dalam keberlangsungan Program JKN-KIS. Atas kepuasan dan kesadaran masyarakat pada Program JKN-KIS, ” imbuh Sri Mugirahayu menyampaikan rasa syukurnya.
“Ini merupakan hasil kerja kita bersama. BPJS Kesehatan, Fasilitas Kesehatan dan tidak lupa dukungan dari instansi pemerintah terkait. Terimakasih banyak. Peserta JKN-KIS tidak perlu khawatir, kami akan senantiasa berusaha mewujudkan jaminan kesehatan yang berkualitas tanpa diskriminasi,” tutup Sri.(boody/hms)