Pengalaman Leli Menjadi Peserta JKN-KIS
SIDOARJO, JATIM, BN-Seperti tertulis dalam kalimat bahwa ” Pengalaman adalah guru terbaik, guru yang mengajarkan pada kita bagaimana seharusnya hidup berjalan “. Adalah Leli Ardiani terinspirasi oleh kalmat bijak tersebut. Ia mengaku telah membuktikan sendiri dan sadar betapa pentingnya menjadi Peserta JKN-KIS. Pembuktian tersebut didapatnya setelah salah seorang kerabat merasakan manfaat menjadi Peserta JKN-KIS.
“Tiga tahun lalu sekitar akhir 2016, saudara saya dirawat di rumah sakit karena sakit diabetes parah. Kebetulan saudara saya ini Peserta JKN-KIS segmen Penerima Bantuan Iuran yang dibayarkan oleh Pemerintah, ” ungkap Leli kepada wartawan.
Perempuan pecinta seni ini menceritakan, Saudaranya sempat masuk rumah sakit dan dirawat. pasien tidak betah dan hanya bisa bertahan 5 hari di rumah sakit. Namun, seminggu kemudian, saudaranya kembali menjadi pasien rawat inap atau masuk rumah sakit lagi. “ Bahkan saudara saya masuk ICCU, terus pakai obat yang sekali suntik harganya Rp. 2.500.000,-. Masuk ICCU sekitar 2 mingguan,” tuturnya.
Walaupun saudaranya adalah Peserta JKN-KIS PBI, dokter dan rumah sakit tetap memberikan pelayanan terbaik.Pasien akhirnya meninggal. Sebelum tutup usia dokter sempat menyarankan apakah pihak keluarga bersedia jika pasien dilakukan pompa jantung ?.
Setelah berembug (lanjut Leli) keluarga sepakat menolak tindakan pompa jantung tersebut karena kasihan. ” tak seberapa lama akhirnya saudara saya itu meninggal dunia, ‘ kata Leli sembari mengingat kejadian itu.
Ia mengaku, selama dirawat tidak sedikitpun pihak keluarganya dimintai biaya tambahan. “padahal katanya kalau PBI tidak dianggap tapi kenyataannya dilayani dengan baik kok,” imbuhnya.
Penting Menjadi Peserta JKN-KIS
Berdasarkan pengalaman tersebut, akhirnya Leli menyadari betapa pentingnya memiliki Jaminan Kesehatan. Gayung bersambut, di awal tahun 2017 Leli diterima bekerja disalah satu perusahaan di Kabupaten Sidoarjo. Dan perusahaannya mendaftarkan Leli menjadi Peserta JKN-KIS.
Sebagai Peserta JKN-KIS, wanita berusia 24 tajun ini juga telah merasakan sendiri manfaatnya. Dimulai dengan kemudahan menggunakan ketika ke faskes tingkat pertama hingga ketika di rumah sakit. “Saya bahkan pernah klaim kacamata juga. Prosesnya gampang, cepat dan nggak ribet. Sehari selesai. Untuk kacamata saya dapat bantuan dari BPJS Kesehatan sebesar Rp. 300.000, tapi karena saya pilih yang harga Rp. 500.000 jadi saya tinggal nambah Rp. 200.000 saja,” terang Leli.
Atas segala kemudahan yang ia dapatkan, Leli berpesan pada seluruh masyarakat Indonesia untuk segera mendaftarkan diri dan keluarganya kedalam Program JKN-KIS. “Yang sudah daftar jadi peserta, jangan menunggak. Menunggak terus tiba-tiba sakit, malah jadi susah. Jadi jangan nunggak biar tidak menyusahkan diri kita sendiri nantinya,” tutupnya. (boody/AR/rn)