Menjadi Kader JKN itu Manfaat
SURABAYA, JATIM, BN-Menjadi seoarang kader Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) adalah kerja sosial yang tentunya membutuhkan kesiapan mental lahir maupun batin. Lebih tepatnya tugas utama kader JKN adalah membantu BPJS Kesehatan ketika peserta menunggak iuran preminya.
Seperti di ungkapkan oleh satu dari sekian banyaknya Kader JKN yang di miliki BPJS Kesehatan Surabaya. Rifdatul Choiroh (40) warga Siwalankerto kecamatan wonocolo Surabaya. Ibu dari dua orang anak ini memiliki wilayah kerja di Kecamatan Wonocolo membawahi tiga kelurahan diantaranya Kelurahan siwalankerto, Kelurahan Margorejo dan Kelurahan bendul merisi.
Rifdatul Choiroh yang akrab di sapa bu Rifda ini merupakan sosok loyalis, yang selalu berkeinginan menjadi manfaat bagi keluarga, tetangganya dan orang-orang disekitarnya.
“Saya dulu sebelum menjadi kader JKN, saya telah bergabung menjadi kader IPSM (Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat). saat itu saya mendengar lowongan penerimaan menjadi kader JKN dari teman saya. kemudian saya mencoba melamar menjadi kader JKN di BPJS kesehatan Surabaya kurang lebih di tahun 2016,” ucapnya.
“Singkat cerita, setelah saya menerima kabar saya mendapatkan panggilan untuk interview wawancara dari salah satu staff BPJS kesehatan, kemudian saya mendatangi kantor BPJS kesehatan Surabaya. Saat di kantor BPJS kesehatan tanpa di sengaja saya bertemu dengan saudara saya yang saat itu anaknya sedang sakit dan di rawat di salah satu rumah sakit di Surabaya, saudara saya mengalami kendala karena kartu pesertanya tidak bisa di gunakan karena saudara saya menunggak pembayaran, ” tutur Rifda.
Setelah itu lanjut Rifda, Ia langsung menemui Kepala Bagian Keuangan terkait interview tersebut.Awal diterima sebagai kader JKN, Rifda langsung mengikuti pelatihan di Kantor Wilayah Regional BPJS Kesehatan Jawa Timur.
Setelah mendapatkan sedikit ilmu untuk menjadi seorang kader JKN, ibu yang selalu aktif di kegiatan kampung dan kelurahannya ini mulai mendatangi orang-orang yang dalam daftar list di Kecamatan Wonolocolo kurang lebih 2500 keluarga yang menunggak pembayaran iuran BPJS.
“Saya tidak menyerah saat orang-orang bicara, jadi kader JKN itu tidak ada untungnya. Namun saya tetap semangat membantu orang-orang yang butuh bantuan dan pendampingan tentang apa itu JKN, bagaimana cara mendaftar, menolong saat keluarga mereka sakit dan masih banyak lagi yang saya lakukan, ” beber Rifda.
Ia menjelaskan pertama kali saat melakukan penagihan,terhitung di akhir bulan karena mereka masih banyak yang belum membayar tunggakan meski sudah di datangi maka kader JKN tetap tidak mendapatkan income atau pendapatan.
“Dulu setiap kunjungan mendapatkan 7500,kemudian aturannya berubah, di setiap bulan berkunjung mendapat 500 ribu per bulan. Kalau tidak salah di tahun kedua mas, tahun 2017,” ungkapnya.
Kendala yang sering dialami Rifda diantaranya, ketika datang ke rumah warga, orangnya tidak ada, kemudian saat sudah di rumahnya orang yang dikunjungi, mereka berujar belum ada uang. ” jadi saya harus telaten. Jika siangnya tidak dirumah, sorenya saya datangi dan jika sore tidak di rumah malamnya saya datangi begitu seterusnya mas, ” kata Rifda.
“Saya pernah di maki orang gara-gara pada saat saya menagih, istri dari orang yang saya tagih berada di dalam rumahnya. Dipersilahkan masukpun tidak.Malah saya diancam akan dilaporkan oleh orang itu karena saya dianggap telah mencemarkan nama baiknya gara-gara ditagih tunggakannya, ” tutur Rifda sembari tersenyum jika mengingat kejadian itu.
Ibu yang asli Siwalankerto ini, mengaku bersyukur, jika menolong atau membantu orang dengan niat tulus maka tuhan akan memberikan jalan.
“Alhamdulillah kalau menolong orang ada saja rejeki. Kuncinya harus selalu berkunjung, kreatif, memiliki cara tersendiri dari pengalaman pribadi. Harus bekerja sama dengan klinik, puskemas dan fasilitas kesehatan,” tegas Rifda.
Berkat aplikasi yang dia miliki yaitu Aplikasi cek tagihan BPJS online, sebagai seorang kader JKN, ia merasa sangat terbantu.
Diakhir perbincangannya Rifdatul Choiroh Kader JKN BPJS Kesehatan Surabaya mengungkapkan melalui doa,pekerjaan ini ia tekuni dengan tanpa putus asa. Tetap menjadi manfaat merupakan andil membangun Surabaya menjadi lebih baik.
“Begitu besar manfaat menjadi peserta BPJS Kesehatan. Jika sakit tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat, bagi masyarakat kurang mampu, siapa yang akan membayar, lain halnya jika kita sudah menjadi peserta, seluruh pembiayaan akan ditanggung BPJS kesehatan dan satu hal lagi, jangan menunggak pembayaran BPJS, kalau kartunya tidak aktif siapa yang akan kebingungan ?, ya kita sendiri kan, ” tutup Rifda.
Untuk diketahui, Selain sebagai kader JKN, yang bersangkutan juga aktif sebagai Pembina KIM di siwalankerto, pembina kartar di kelurahan, sebagai wakil ketua RT dan Survaiyer PMKS serta sebagai Koordinator BPJS Kesehatan se-Kecamatan Wonocolo. (boody)