JABAR

Buah Kelapa Asal Desa Kedungwuluh, Kecamatan Padaherang, Pangandaran Siap Menembus Pasaran Eropa‎

PENGANDARAN, JABAR, BN-Petani di Desa Kedungwuluh, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran menggelar pertemuan di aula balai desa setempat, Jumat (6/12).‎

Topik pembicaraan dalam pertemuan tersebut adalah terkait pembudidayaan buah kelapa. Hadir dalam acara tersebut antara lain, Camat Padaherang Kustiman, ‎ Danramil Padaherang, Kades Kedungwuluh terpilih Teti Heryani dan Plt Kades Kedungwuluh Setiawan Mulyana.

Dalam kesempatan itu Camat Padaherang Kustiman S ‎meminta kepada seluruh petani untuk memberikan kontribusi kepada anggota keluarga dan masyarakat sekitar.

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Pangandaran akan berupaya mengoptimalkan buah kelapa sebagai komoditas ekspor dalam bentuk tiga jenis produk unggulan.

Sementara itu, Kadis Pertanian Kabupaten Pangandaran Tedi Garnida mengatakan, para petani sekarang ini sudah tidak lagi dipusingkan dengan harga kelapa yang tidak pernah stabil.

Menurutnya, harga kelapaa saat ini bervariasi antara Rp2.000 sampai Rp2.500 tiap butirnya. Tedi mengatakan, Dinas Pertanian berupaya untuk menstabilkan harga. Selain itu, pihaknya juga akan mengakomodir terkait polemik harga yang tidak menentu. Solusinya dengan membentuk satu badan usaha berupa sebuah industri pengolahan buah kelapa menjadi komoditas ekspor.

Menurutnya, disini bentuk pengolahannya berupa air kelapa, santan dan tepung. Bukan itu saja, tempurung dan sabutnya juga masih bisa digunakan.

Tedi menambahkan, untuk mendukung itu semua diperlukan buah kelapa sekitar 25 juta butir saban tahunnya.

Tedi meminta kepada petani gula untuk tidak cemas karena pihaknya tidak akan mengurai atau merugikan para petani pembuat gula.

Ia meminta petani untuk memilih, ingin usahanya masing-masing, menjual kelapanya perbutir atau ingin pohonnya disadap.

Menurut data yang riil dari Dinas Pertanian Pangandaran sekarang ini di Pangandaran bisa menghasilkan 70 juta butir kelapa pertahun. Sementara di Pangandaran hanya membutuhkan sekitar 30 persen dari volume yang ada sekarang ini.

Bagi para petani yang akan menjual buah kelapanya dihargai Rp 3.000 perbutir.

Tedi berharap para petani jangan hanya bergelut disatu bidang saja. Jangan hanya di tembakau saja. Jika memang ada peluang dibidang lain terutama di buah kelapa tidak ada salahnya.

Menurutnya, dinas pertanian akan selalu berupaya memberikan peluang usaha untuk kesejahteraan para petani. Adapun produksi yang dilakukan adalah, perasan air santan, air kepalanya sendiri akan diolah menjadi bahan makanan (Coco) dan tepung. Itu rencana yang akan diproduksi mengingat permintaan di Eropa adalah ketiga jenis produk tersebut.

Sementara untuk tempurung dan sabutnya juga masih bisa dipergunakan untuk produk lain. Semua yang berasal dari kelapa, mulai batang sampai lidi dan buahnya bisa diolah dan diproduksi. Jadi tidak ada yang mubazir, semuanya bisa dipakai. (Asep)‎

Related Articles

Back to top button