JABAR

Bantuan Dampak Covid 19 Menjadi Polemik Masyarakat Subang

Salah satu warga yang terdampak covid 19.dulunya seorang tukang bangunan sekarang menjadi pengangguran.

SUBANG, JABAR, BN-Pemerintah pusat memberikan kebijakan kepada seluruh desa untuk membantu masyarakat yang terdampak covid 19.

Berbagai bantuan di turunkan dari pusat, propinsi dan kabupaten untuk memberikan bantuan kepada masyarakatnya. Dalam pelaksanaanya Bansos di bantu oleh relawan, RW dan RT.

Namun anehnya di dalam pelaksanaan pendataan (DTKS) dan (NON DTKS) calon penerimanya tidak sesuai dengan pendataan RT dan RW.

Sumber bidiknasional.com mengatakan ia pernah di data oleh pihak RT dan RW untuk menerima bantuan yang kabarnya bulan April ini akan diberikan, tapi bantuan sampai saat ini belum diberikan.

“Kami setiap harinya bekerja sebagai tukang bangunan, dampak dari virus corona ini sekarang saya menjadi pengangguran, apalagi kami harus menafkahi 2 orang anak yang satunya lagi masih duduk di bangku sekolah terasa sangat berat. Dengan adanya pendataan warga terdampak covid 19 ini saya merasa ringan bebannya karena bakal ada bantuan dari pemerintah. Baik dari bansos ataupun dari BLT dana desa. Namun sampai hari ini kami belum juga dapat bantuan yang konon katanya bantuan ini akan di bagikan pada bulan April,” ungkapnya.

Tempat terpisah salah satu kepala Desa saat di konfirmasi bidiknasional.com mengatakan dengan adanya covid 19 ini menjadi polemik bagi kepala desa.

Pasalnya anggaran dana desa yang seharusnya di rencanakan untuk pembangunan dirubah untuk Bantuan Langsung Tunai yang mana sumber anggaranya dari Dana Desa Pusat, dengan nilai anggaran sebesar 30 persen di ambil dari nilai pagu anggaran dana desa, Rp. 600 ribu/KK nya dan perbulanya selama 3 tiga bulan lamanya jadi totalnya, Rp, 1, 800 ribu (sejuta delapan ratus ribu rupiah) per KK nya.

Tidak itu saja dia juga mengaku telah menjalankan aturan pemerintah untuk mengajukan data calon penerima Bantuan Sosial (Bansos) dari propinsi yang sebesar Rp. 500 ribu /KK dengan berbentuk sembako Rp. 350 ribu dan uang tunai Rp. 150 ribu per KK nya selama 3 bulan.

“Kaminberharap semoga semua data KK yang di ajukan dapat terealisasi serta tepat sasaran,” harapnya.

Hasil investigasi bidiknasional.com lapangan dampak covid 19 perekonomian di Subang merosot drastis, banyaknya tukang ojek sepi penumpang, tukang bangunan menjadi pengangguran akibat di tempat dia bekerja masuk zona merah virus corona. (M.tohir)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button