Bupati Pekalongan Buka Pengajian di Pesantren
KAB. PEKALONGAN, JATENG, BN-Bupati Pekalongan KH Asip Kholbihi, SH.,M.Si membuka pengajian rutin malam senin kliwon dan senin wage majlis ta’lim dan dakwah “Attauhidiyyah” aqidah ahlusunnah wal jamaah di Pondok Pesantren Miftakhul Huda Pesantren Kedungwuni, Minggu (21/06) malam.
Bupati dalam sambutannya mengungkapkan bahwa seiring cobaan dari Alloh SWT pandemi covid19 ini seluruh kegiatan keagamaan praktis terhenti.
Menurutnya, pondok pesantren, sekolah-sekolah, pengajian-pengajian terhenti semua.
Saat ini pemerintah mengambil sikap seiring perkembangan yang ada. Kegiatan keagamaan seperti pengajian sudah mulai dibuka tentunya dengan protokol kesehatan.
“Ketika kami menerapkan pada saat itu kabupaten Pekalongan dalam zona merah menggunakan parameter atau protokol sesuai dengan ketentuan daerah zona merah. Alhamdulilah saat ini kabupaten Pekalongan zona hijau, semoga dapat dipertahankan sehingga kegiatan-kegiatan dalam rangka prakondisi normal baru sudah mulai kita laksanakan. Apalagi yang berkaitan dengan pengajian,” kata bupati.
Dalam kesempatan itu bupati berpesan kepada para guru yang menghadiri pengajian untuk membekali anak didiknya dengan nilai-nilai yang bersendikan ahlussunah waljamaah.
Menurutnya, seluruh proses pembelajaran yang benar dipandu oleh guru. Dengan mengikuti pengajian nantinya para guru dalam mengajar anak didiknya bisa menuntun amalan agar anak-anak semakin berisi.
Oleh karena itu kepada para guru SD /SMP Negeri, bupati mengingatkan pentingnya mengajarkan ilmu agama.
“Tanpa pembelajaran siraman rohani kita kering. Ilmu akidah harus dipelajari sebelum belajar ilmu-ilmu yang lain. Kita harus pandai menangkap perkembangan zaman. Sekarang ini harus dibekali dengan kemampuan ilmu yang paripurna. Utamanya adalah mempelajari ilmu agama,” terangnya.
Ke depan pemkab akan menginstruksikan kepada ASN, Camat, kepala desa dan pejabat lainnya untuk dapat mengikuti pengajian yang ada di sekitar rumah tinggal dalam rangka meningkatkan ketaqwaan dan menambah ilmu tentang agama.
“Jangan punya persepsi kalau ngaji itu ketinggalan jaman. Itu persepsi yang keliru yang dibangun oleh kalangan yang tidak menginginkan pengajian berkembang. Monggo bareng-bareng , terutama guru, ayo ngaji,” ajak bupati. (Dikin/Ali)