Bersyukur Menjadi Peserta BPJS Kesehatan
SURABAYA, JATIM, BN-Menceritakan kejadian yang dialami oleh keluarganya saat sakit dan perlu perawatan intensif di Rumah Sakit membuat Agustin (45) warga Jalan Ngemplak 2 Surabaya merasa bersyukur menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Dimulai pada awal bulan Januari tahun 2020, ketika suaminya Moh.Yatim (45) yang saat itu divonis dokter menderita kekurangan kalium dan kemudian dinyatakan mengalami gejala stroke.
“Sebelumnya, suami saya bawa ke salah satu dokter praktek pribadi di sekitar Jalan Undaan. Oleh dokter kami dirujuk ke Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya untuk di rawat lebih lanjut,” ujar Agustin di Surabaya (16/08), sore.
Untuk diketahui, Agustin dan empat anggota keluarganya terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) Kota Surabaya.
“Sebagai peserta yang menurut saya gratis karena saya tidak pernah membayar iuran sendiri, selama satu bulan rawat inap di RSUA, suami saya dilayani dengan baik. Semua pembiayaan ditanggung BPJS kesehatan,” ungkapnya.
Iapun mengaku heran saat menjawab pertanyaan wartawan mengapa diperlakukan dengan sangat baik.
“Padahal saya ini peserta yang gratis loh mas. Pelayanannya kok sama dengan mereka yang statusnya umum. Ruangannya sama, perlakuannya sama, obatnya pun sama ketika saya bertanya ke tetangga satu ruangan yang keluarganya juga dirawat,” terangnya.
“Jika pembayarannya saat itu harus saya bayar sendiri mungkin saya tidak akan sanggup mas. Satu bulan dirawat, mungkin sangat mahal mas,” imbuhnya.
Belum lagi salah satu anaknya yang bernama Andik Prasetyo sebelum wabah korona muncul sambungnya, pernah sakit dan kemudian dirawat selama tiga hari di RS Haji Sukolilo Surabaya.
“Waktu itu anak saya sakit panas tinggi, demam dan kemudian divonis dokter sakit thypus. Sama halnya dengan suami saya, semuanya gratis mas. Saya hanya membawa uang saku untuk makan saya sendiri sehari-harinya,” kata Agustin.
Agustin mengaku bersyukur dan sangat berterimakasih atas adanya program Jaminan kesehatan untuk warga kurang mampu sepertinya.
“Saya tidak bisa bayangkan jika saya harus bayar sendiri seluruh biaya perawatan suami dan anak saya. Untung ada BPJS Kesehatan yang setia terhadap rakyat kecil,” pungkasnya. (boody)