JATIM

JKN-KIS Sokong Perekonomian Hidayah

Maslahatul Hidayah (32) warga Semampir Tengah, Kelurahan Medokan Semampir ,Kecamatan Sukolilo, Surabaya Jawa Timur peserta JKN-KIS segmen PBID

SURABAYA, JATIM, BN – Tidak hanya sekali keluarga Maslahatul Hidayah (32) menggunakan fasilitas Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), persalinan anak pertama ,kedua dan anak ketiganya melalui operasi caesar. Dia mengaku, perekonomian keluarga sangat terbantu atau disokong oleh BPJS kesehatan karena pengeluaran biaya pengobatan atau persalinan dibayar penuh atau free (gratis).

Diakui oleh Hidayah panggilan akrabnya, terutama kondisi kesehatannya ketika akan melahirkan selalu mengalami tensi darah tinggi sampai 40°c.

“Acapkali kalau usia kandungan sembilan bulan mendekati lahirnya bayi, tensi darah naik atau tinggi. Maka dari itu sejak melahirkan anak pertama, lalu anak kedua dan anak yang ketiga semuanya melalui meja operasi,” ungkap Hidayah di rumahnya, Semampir Tengah Sukolilo Surabaya (09/10),malam.

Hidayah menerangkan, rangkaian rawat jalan pemeriksaan Kesehatan Ibu & Anak (KIA) selalu ke Puskesmas Keputih berbekal kartu BPJS Kesehatan yang dibayarkan oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui APBD ,segmen peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI).

” Hampir semua itu, kami tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Seluruh anggota dalam kartu keluarga kami mendapat bantuan kartu KIS tanpa harus membayar setiap bulan,” terangnya.

Begitu pula sambungnya, persalinan anak yang terakhir (ketiga) dilalui dengan proses operasi caesar dan sempat rawat inap selama empat hari di RS Dr. Soewandhi Surabaya pada tahun 2018.

” Selalu dengan pertanyaan yang sama baik di puskesmas atau di rumah sakit. Ibu pakai umum apa BPJS tanya petugas rumah sakit atau perawat dan atau dokternya. Selalu saya jawab, saya punya kartu BPJS kesehatan,” ujar Hidayah sambil menirukan pertanyaan para medis waktu itu.

Menjawab pertanyaan wartawan BN, apa arti menyokong perekonomian ?, Hidayah yang kesehariannya bekerja sebagai ibu rumah tangga ini menjelaskan, pendapatan suami perbulan yang jauh di bawah Upah Minimum Regional / Kota Surabaya, hanya bekerja sebagai petugas keamanan salah satu rumah ibadah di Surabaya serta kerja sambilan sebagai pengangkut sampah di wilayah kampungnya.

” Dari pengalaman saya ini, seluruh pembiayaan nol tagihan. Artinya uang yang seharusnya saya bayarkan ke rumah sakit menjadi bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari untuk biaya hidup. Hadirnya program JKN-KIS sangat membantu mengangkat perekonomian saya,” tuturnya.

” Selain itu, saya juga bisa menabung sedikit demi sedikit untuk kebutuhan lain-lainnya. Terimakasih program mulia BPJS kesehatan yang telah membantu keluarga kami. Tidak bisa membayangkan kalau tidak ada BPJS kesehatan. Apakah saya sanggup membayar biaya yang menurut saya sangat besar. Semoga program ini terus ada dan terus membantu,’ urainya.(boody)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button