JKN Tanggung Biaya Pengobatan Cardiovaskular Wartawan Senior Ini
SURABAYA, JATIM, BN – Semenjak terdiagnosa sebagai penderita penyakit jantung (penyakit kardiovaskular), Bambang Wiliarto (56) Wartawan senior yang bekerja disalah satu media di Jawa Timur ini mengaku semua pembiayaan & pengobatannya ditanggung penuh oleh Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Bambang (sapaan Bambang Wiliarto-red) menceritakan gejala tersebut dialaminya sejak jaman askes atau sebelum BPJS Kesehatan dilaunching.
“PT Askes dan kemudian berubah nama menjadi BPJS Kesehatan selalu setia mendampingi saya saat berobat,” tutur Bambang di Surabaya (27/10/2020).
Ibarat berpetualang lanjutnya, beberapa rumah sakit telah ia singgahi diantaranya Rumah Sakit Islam (RSI) Ahmad Yani, Rumah Sakit Islam (RSI) Jemur Andayani, Rumah Sakit William Booth Diponegoro dan RS Dr.Soetomo Karang Menjangan Surabaya.
Bahkan sampai bulan ini (masih Bambang), setiap bulan pria yang pernah bertugas di media Bali Pos tersebut menerangkan RS dr.Soetomo memberikan fasilitas kemudahan pemeriksaan cek darah lengkap setiap enam bulan sekali.
“Saya juga pernah menjalani operasi jantung sekitar tahun 2013. Hingga saat sekarang setiap bulan saya rutin melakukan rawat jalan, ” ujarnya.
Berkat BPJS kesehatan total seluruh pembiayaan diback up secara utuh tanpa ada biaya yang saya keluarkan dari kantong pribadi. “Cukup membayar iuran perbulan , semuanya mudah,” kata Bambang.
Pria yang bermukim di Jl.Karangan Surabaya ini menegaskan, selama berobat menggunakan JKN-KIS semuanya lancar tanpa ada perbedaan status.
Sebagai informasi, yang bersangkutan merupakan peserta BPJS kesehatan kelas 1 mandiri segmen Peserta Penerima Upah (PPU), Fasilitas kesehatan yakni Klinik Utama Medika Gunung Sari yang iuran setiap bulannya melalui mekanisme potong gaji perbulan. Jumlah kesemuanya dalam satu keluarga terhitung istri dan satu anak yang masih menjadi tanggungannya dalam satu kartu keluarga.
Menakar prosentase untung dan rugi bergabung menjadi peserta BPJS kesehatan, Bambang mengatakan 99,9 persen peserta sangat beruntung.
“Namun pelayanan tanpa ada yang mengontrol tentunya belumlah lengkap,” ujarnya.
Diperlukan keseriusan aturan BPJS Kesehatan untuk menegaskan terkait pelaksanaan peserta berobat saat bepergian ke luar kota atau perjalanan dinas ke suatu daerah.
“Saya berharap, BPJS kesehatan semakin serius menerapkan aturan-aturan. Karena saya sendiri pernah mengalami dan ditolak dua kali saat berobat ke puskesmas di Bali.Meskipun kartu JKN-KIS saya berstatus aktif.Ketidak pahaman saya atau memang aturan yang memang perlu dipertegas agar faskes dan peserta dapat memahami hal itu,” pinta Bambang.
“Pembiayaan jantung yang sudah bertahun-tahun saya jalani terhitung besar jumlahnya telah dicover.Jangan hanya hal kecil ketika saya berobat diluar faskes kemudian ditolak,” imbuhnya.
Secara global menjadi peserta BPJS kesehatan akan membuat diri kita semakin percaya bahwa dimanapun berada ,peserta BPJS kesehatan dilindungi jaminan kesehatan. (boody)