Pekerjaan Hippa di Desa Campursari, Sambit Ponorogo Diduga Kurang Transparan
PONOROGO, JATIM, BN – Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo melalui Bidang Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air II merealisasi Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di wilayah Kabupaten Ponorogo Jawa Timur.
Program kedaulatan pangan dan upaya peningkatan kemampuan ekonomi, serta kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat petani, dengan memperbaiki dan peningkatan jaringan irigasi secara partisipatif.
Diantara sekian banyak penerima pekerjaan yang dilaksanakan Secara Swakelola Adalah Desa Campursari kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo, dengan dikerjakan secara swakelola ( padat Karya ) menggunakan tenaga kerja lokal.
Namun sayangnya yang terjadi di Desa Campursari, Sambit Ponorogo sangat jauh dari kata kata transparan. Dari susunan POKMAS HIPPA sendiri sangat di dominasi oleh Perangkat Desa tersebut.
Tentang ini, bisa dilihat dari kondisi masyarakat yang tidak tahu terkait pembangunan irigasi yang terletak diareal persawahan di Dusun Gading, Desa Campursari tersebut.
Ini semua karena tidak adanya papan informasi terkait proyek tersebut. Pekerjanya saat ditanya terkait besarnya anggaran ataupun volumenya juga tidak dapat menjelaskan.
Bahkan ketua HIPPA sendiri, Joko Susanto (Kasun Gading) ketika ditanya besarnya anggaran juga tidak tahu. “Yang tau persis pak lurah Wahyu Puji Prabowo,. Saya tidak tau, karena saya cuma diserahi saja, iki proyek garapen keuangan e gone bendahara, gitu,” jawab Ketua HIPPA.
Saat ditanya terkait volume bangunan juga tidak tau dengan pasti. “Perkiraan panjangnya sekitar 328m s/d 348m kiri-kanan,” ujar Joko Susanto.
Sementara itu Kepala Desa Campursari ketika ditemui di kediamannya saat ditanya terkait anggaran yang digunakan dalam pembangunan irigasi yang berada di areal persawahan di Dusun Gading tersebut juga tidak memberikan keterangan yang jelas danjustru membalikkan, “Neng kantorki aku seakan koyo ijen, dadi perangakat lawas Ki teko sak iki ora ono sing gelem ngrewangi aku. (Dikantor itu seakan saya sendirian, jadi perangkat yang sudah lama itu tidak mau membantu saya,” ujar Kepala Desa Campursari mengeluh.
“Sebelum saya jadi Lurah itu pengurus HIPPA ya perangkat semua,sama saja dulu pas dapat bantuan traktor juga dari perangkat semua pengurus HIPPAnya,” tambahnya.
Lebih lanjut Kades campursari menyampaikan, “pak Camat ae tobat ngatasi iki, (Pak Camat saja tidak mampu ngatasi masalah ini),” jelas Kades Campursari. (ndy)