JATIM

Kepala Dishub Jombang Bantah Proyek Halte Bus Terjadi Mark-up

JOMBANG, JATIM, BN – Kepala Dinas Perhubungan Jombang membantah bahwa proyek pengadaan halte bus terjadi Mark-up. Bantahan tersebut di sampaikan oleh Hartono Kepala Dishub Jombang ketika dikonfirmasi wartawan Bidik Nasional di depan kantornya.

“Sampean membuat berita seperti itu, masak bilang di mark-Up segala. Itu sudah sesuai anggaran untuk penggunaannya, dengan anggaran yang diberikan. Jadi tidak ada mark-up, jangan gitu lah,” kata Hartono kepada BN dengan nada kelihatannya emosi.

Terkait jawaban Hartono itu, BN juga menimpalinya,”Loh coba hitung Pak, dari anggaran yang diberikan dengan penggunaannya, jujur aja Pakbberapa biaya yang di keluarkan untuk biaya halte bus itu dan sisa berapa. Kalau memang ada sisanya kemana, kalau tidak jelas, ada kemungkinan negara telah di rugikan ?,” tanya BN.

Mendengar jawaban BN Hartono kepala dishub pun diam sejenak, setelah itu menggerutu dengan sikap agak arogan.

Selanjutnya BN meninggalkan Kantor Dishub dengan kecewa karena kepala dishub pun menerima BN dengan berdiri di depan kantornya seakan kurang menghargai tamunya.

Sebelumnya diberitakan BN, menurut sumber bn, bahwa anggaran pembuatan halte bus dengan ukuran lebar 2 meter, panjang 6 meter (kurang lebihnya), jika di prediiksi hitungan acak antara lebar dikalihkan panjang 2X6 meter hasilnya 12 meter X harga Rp 350 .000,- ketemu Rp 4.200.000,- ditambah biaya untuk tukang yang mengerjakannya 4 orang dengan biaya satu orang tukang 100 ribu dikalikan 1 Minggu pengerjaannya ketemu Rp 2.400.000 dan sekarang ditambah untuk pembelian atap (plafon) halte yang baru dipasang menyusul.

Biasanya, kata sumber itu, plafon dengan model seperti itu PVC harga permeter Rp 200.000,- ribu, jika dikalikan 2 X 6 ketemu 12 X Rp 200 .000,- hasilnya ketemu Rp 2.400 .000,- Jadi pada proyek pendirian halte bus total pembiayaannya sekitar Rp 9.000.000,-, kalau di buat anggaran tak terduga sekitar Rp. 10.000.000,- dengan anggaran 47 juta lebih, sisa anggaran kurang lebih Rp 37 JT lebih ditambah biaya untuk pemeliharaan 66 juta diduga masih ada sisa lebih anggaran biaya tersebut yang cukup lumayan.

Bahkan di lokasi proyek halte bus pun tidak ada papan pengumuman proyek. Jadi dari sisa tersebut uangnya dikemanakan? Pertanyaannya, apakah dari sisa anggaran untuk pembangunan halte bus tersebut di buat bancak’an? Tanya sumber itu.

Sedangkan ketika Samsudi PPK Dishub Jombang dikonfirmasi tanpa memberikan jawaban yang jelas, tetapi jawabnya disuruh langsung ke Kepala Dishub saja.

“Saya memang sebagai PPK Mas, tetapi saya tidak berani memutuskan tanpa sepengetahuan kepala dinas, ” ujar Pak Samsudi. (tok)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button