Bidang Kebudayaan Dikbud Malut Gelar Wisata Budaya bersama Tim Ahli
TERNATE, MALUKU UTARA, BN – Bidang kebudayaan Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Utara (Malut) Kamis, 30/12 menggelar Wisata Budaya, bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dan Tim Ahli Warisan Budaya Tak Benda (TA.WBTB)
Wisata Budaya tersebut dilaksanakan dengan berkunjung ke tempat Cagar Budaya kemudian diskusi bersama dengan tema “Menelusuri Jalur Rempah Maluku Utara”
Kepala Bidang Kebudayaan Dikbud Malut, Darwin Rahman. menyebutkan Bidang Kebudayaan Dinas pendidikan Provinsi Maluku Utara akan melakukan sejumlah kegiatan ditahun 2021. Yakni kegiatan Perlindungan kebudayaan, berupa penyiapan data usulan, pendaftaran warisan budaya benda dan tak benda. Menyiapkan format pendataan warisan budaya benda dan tak benda, menyiapkan format muatan indeks pemajuan kebudayaan (IPK), mempersiapkan platform jalur rempah Maluku Utara berupa menentukan branding jalur rempah Maluku Utara.
“Sehingga Kita dapat menentukan apakah yang tepat adalah Cengkih, pala, perahu kora kora atau apa, sesuai dengan kearifan lokal yang ada”
Selain itu menentukan titik start penelusuran jalur rempah, pemajuan jalur rempah penguatan nilai sejarah, warisan budaya benda dan tak benda, dan cagar budaya melalui kajian, dan seminar, Ujar Darwin
Ketua tim Ahli warisan Budaya Tak Benda Dr.Syahril Muhammad, menegaskan, bahwa dengan kerja tim ahli warisan budaya Tak Benda telah dilakukan penetapan Warisan budaya tak benda pada Agustus 2020, kemudian di umumkan sebanyak 14 penghargaan pada HUT Provinsi Maluku utara pada Oktober 2020 kemarin.
“ini dilakukan secara nyata Untuk kemajuan Kebudayaan daerah, oleh karena itu Pemerintah perlu serius terhadap ini bukan hanya penetapan semata,” Tegasnya
Sementara Anggota tim Ahli Cagar Budaya, Jainul Yusup sangat menyesalkan, sebab beberapa cagar budaya khususnya di Kota Ternate tidak di perhatikan oleh Pemerintah Kota Ternate maupun Pemerintah Provinsi Maluku utara.
“Salah satunya seperti benteng kastela, karena tak terurus materialnya berupa batu diambil oleh Masyarakat sekitar untuk membangun rumah mereka,” Ungkapnya .
Jainul menjelaskan ketika bangsa-bangsa Eropa terutama Portugis, yang datang dan membangun benteng pada tahun 1522 benteng tersebut menjadi tempat beraktivitasnya mereka hingga kemudian mereka terusir dari bumi kieraha oleh Sultan Babullah tepat pada tahun 1576.
“Oleh karena itu keprihatinan atas benteng tersebut sangatlah penting ” Jelas Jainul (Andre)