Disperindagkop, Pertaminan dan Bulag Operasi Pasar di Perbatasan Indonesia – Malaysia
SINTANG, KALBAR, BN – Curah hujan yang sangat tinggi di Kabupaten Sintang khususnya daerah Ketungau Hulu membuat kondisi jalan yang menjadi penghubung antara Kota Kabupaten Sintang – Senaning Kecamatan Ketungau Hulu rusak berat, sehingga masyarakat mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan kebutuhan pokok, gas dan BBM.
Menyingkapi keadaan tersebut Pemerintah Kabupaten Sintang melalui Disperindagkop bersama UKM, Pertamina dan Perum Bulog mengambil tindakan untuk menggelar Operasi Pasar di Senaning, Ketungau Hulu Kabupaten Sintang.
Awak media meliput hal ini Tim Gabungan Operasi Pasar masih berada di depan halaman Kantor Disperindagkop Kabupaten Sintang dalam keadaan siap berangkat menuju Ketungau Hulu. (Senin, 18/1/21).
Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten Sintang, H.Sudirman, S.Sos,M.Si, menyampaikannya, “untuk mengatasi kesulitan masyarakat di Ketungau Hulu yang disebabkan jalan penhubung kesana dalam keadaan yang tidak bisa dilewati lagi dan untuk mengendalikan harga bahan pokok, gas dan BBM kami akan melaksanakan operasi pasar disana,” kata H. Sudirman.
“Tim yang melaksanakan Operasi Pasar akan melewati jalur alternatif, melalui jalan salat kecamatan Silat hilir Kabupaten Kapuas Hulu,” sambung H. Sudirman.
Lebih lanjut H. Sudirman menerangkan, “harga yang diterapkan di sana adalah harga HET yang berlaku disana. Untuk gas 3 Kg antara harga Rp.28.000,- hingga Rp.30.000,-“.
“Selain gas 3 Kg bersubsidi kita juga siapkan gas non subsidi 5,5 Kg dengan harga normal, kita harapkan dengan adanya operasi pasar ini masyarakat Ketungau Hulu dapat merasa terbantukan karena saat ini mereka mengalami kelangkaan ketersediaan stok barang kebutuhan pokok, gas dan BBM akibat dari jalan yang selama ini dilalui terputus,” jelas H. Sudirman.
Di tempat yang sama Sales Branch Manager III Kalbar, Pertamina, Novan Reza Pahlevi memberikan penjelasan terkait dengan operasi pasar yang akan dilaksanakan di Kecamatan Ketungau Hulu.
“Operasi Pasar ini merupakan sinergi antara Pertamina dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang dalam hal ini Disperindagkop dan UKM Kabupaten Sintang, untuk membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pokok, juga merupakan upaya menstabilkan harga gas elpiji 3 Kg bersubsidi di Kecamatan Ketungau Hulu,” ungkap Novan Reza Pahlevi.
“Hal seperti ini bukan hanya kali ini saja dilakukan oleh Pertamina bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang tetapi sudah secara rutin dilakukan sebelumnya,” ungkap Novan lagi.
“Perum Bulog juga turut serta dalam operasi pasar ini, Perum Bulog membawa kurang lebih 6 ton beras yang di angkut menggunakan armada truk dari TNI dalam hal ini Kodim 1205/Sintang,’ jelas Novan.
“BBM jenis Premium dan Solar dibantu juga dari aparat TNI untuk membuka akses kesana, BBM jenis Premium 4 KL, BBM jenis Solar 4 KL yaitu bio solar, kenapa hanya masing-masing hanya 4 KL karena kita melihat kondisi jalannya, jika melebihi dari itu diperhitungkan kurang aman, kita mengambil inisiatif untuk masing-masing armada hanya mengangkut 4 KL saja,” jelas Novan.
“Untuk gas elpiji kita turunkan 4 DO X 560 tabung jadi total yang di distribusikan kesana adalah sebanyak 2.240 tabung gas elpiji 3Kg, kemudian untuk elpiji yang non subsidi dengan kapasitas tabung 5,5 Kg juga kita siapkan,” jelas Novan Reza Pahlevi.
Dandim 1205/Sintang Letkol Inf Eko Bintara Saktiawan juga menyampaikan bahwa jajaranya menerima informasi di wilayah perbatasan Kecamatan Ketungau Hulu stok bahan pangan tinggal tiga hari karena jalur distribusi terputus.
“Kami salah satu bagian dari warga Kabupaten Sintang dan salah satu Instansi Pemerintah, tentu saja ini merupakan tanggung jawab kami juga, kami menghubungi pihak Instansi terkait baik Bupati Sintang dan Disperindagkop dan UKM maupun pihak Pertamina,” kata Dandim Sintang Eko Bintara Saktiawan.
Eko Bintara mengatakan “kami pihak Kodim 1205/Sintang siap untuk diberdayakan dalam membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang,” tegas Eko.
“Kami siap untuk menyiapkan enam armada, namun ternyata hasil rapat saat ini baru dibutuhkan satu armada dari TNI, satu personil TNI dan Satu personil pendamping,” jelas Eko Bintara Saktiawan. (Edy Rahman).