JATIM

Kapasitas Ruang IGD RS di Surabaya Overload, Suami dan Istri Sakit Sampai Meninggal di Mobil

■ Relawan Kesehatan : Pemkot Surabaya Harus Cari Solusi

Suami & istri warga Barata Jaya Surabaya MD diatas mobil yang mengantarkan menuju rumah sakit (29/06/2021 dan 01/07/2021)

SURABAYA, JATIM, BN – Mengalami kebuntuan saat ditolak beberapa Rumah Sakit/RS di Surabaya, pria ini memutuskan membawa pulang pasangan suami & istri di tanggal dan hari yang berbeda dalam keadaan memprihatinkan. Tuhan berkehendak lain, keduanya tidak dapat tertolong sebelum memperoleh penanganan medis atau Meninggal Dunia (MD) diatas mobil jenis minibus yang ditumpanginya.

Seperti disampaikan sebelumnya, melonjaknya kasus Corona Virus Disease 2019 (Covid19) di Kota Surabaya, pasca Walikota Surabaya Eri Cahyadi mendatangi beberapa RS rujukan Covid19 (30/06/2021), informasi mengenai Bed Occupancy Rate (BOR) atau ketersediaan tempat tidur di rumah sakit hampir mencapai 100 persen.

Direktur Utama RSUD Dr Soetomo Surabaya dr. Joni Wahyuhadi saat dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya grafik peningkatan signifikan yang terjadi pada beberapa minggu ini.

“IGD dr. Soetomo mengalami kondisi yang cukup berat.Kapasitas IGD overload,” kata Joni sambil meminta maaf (01/07).

Salah satu sumber Media Koran Mingguan Investigasi Bidik Nasional & bidiknasional.com, Husen (41) warga Surabaya berjuang mengantarkan tetangganya untuk mendapatkan bantuan penanganan medis.Calon pasien atas nama Sugeng (55) dengan keluhan mengalami gangguan pernafasan berat sempat mendatangi beberapa rumah sakit namun ditolak karena kamar Instalsi Gawat Darurat (IGD) RS penerimaan pasien telah melebihi kapasitas.

Husen menjelaskan sulitnya mendapatkan rumah sakit saat itu menjadi pekerjaan rumah sulit, harus dibawa kemana pasien didalam mobil sedangkan rumah sakit, kurang lebih tujuh IGD telah ia datangi namun keadaannya over kapasitas.

“Mohon maaf mas, pasien telah dinyatakan meninggal dunia oleh tenaga kesehatan rumah sakit dr. Soetomo Surabaya. Pasien sendiri masih diatas mobil yang saya bawa. Dengan sangat terpaksa pasien saya antar pulang kembali ke rumahnya,” ucap Husen kepada wartawan di Surabaya (29/06).

Dihari berikutnya, kejadian serupa menimpa Sumiyatun (58) istri dari almarhum Sugeng yang meninggal dunia dua hari yang lalu.

“Mohon tetap dibantu mencarikan rumah sakit mas. Sekarang ini istri pak Sugeng mengalami hal yang sama. Saya harus antar kemana ini mas, keluhannya sama, sesak nafas,” ujar Husen, Kamis 01 Juli 2021, siang.

Tak jauh berbeda nasib yang dialami Sumiyatun, perempuan tersebut meninggal diatas mobil sebelum mendapatkan rumah sakit.

“Kembali tidak mendapat rumah sakit mas. Ibu Sumiyatun meninggal diatas mobil,” kata Husen sedih.

Pemkot Surabaya Segera Menyediakan RS Darurat atau Call Center Konseling

Budi Santoso

Harapan berbeda untuk terus bersama memerangi pandemi yang cenderung meningkat ini, Budi Santoso relawan kesehatan sekaligus Ketua Aliansi Peduli Masyarakat Miskin Kota meminta kepada Walikota Surabaya atau Pemerintah kota Surabaya memberikan solusi bagi penduduknya apabila mengalami hal serupa.

“Kami mendesak agar Pemerintah Kota Surabaya memberikan solusi seperti membuka RS darurat yang dapat menerima pasien untuk dapat memberikan pertolongan pertama sehingga, masyarakat tidak mengalami kebingungan luar biasa ketika keluarganya mengalami gejala gangguan sesak napas atau sakit jenis yang lain,” pinta Budi.

Kebersamaan dalam hal ini, penambahan ruang penerimaan di rumah sakit atau ruang penapisan pasien, campur tangan fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas di setiap kecamatan di Surabaya menjadi alternatif ruang penerimaan pasien sementara atau tempat transit untuk kemudian dilanjutkan penanganan oleh rumah sakit sedianya seperti RS darurat atau RS lapangan.

Berpijak atas tindakan pertolongan pertama, hal itu menjadi solusi berharga ketika BOR ketersediaan kamar di rumah sakit penuh atau overload. Masyarakat dapat mengantar keluarganya menuju kantong pertolongan.

Solusi berikutnya masih kata Budi, menjadi perjuangan dari seluruh stakeholder, seperti kontak darurat 112 di kota pahlawan ini, yang menjadi jujugan pencarian masyarakat mengenai informasi awal. Kesigapan kontak satuan tugas Covid Surabaya atau diberikannya kontak darurat untuk konseling atau petunjuk yang dapat menjadi pilihan masyarakat ketika mengalami emergency/darurat.

” Seperti nomor telpon yang menampung arahan atau solusi petunjuk, ketika ada masyarakat yang mengalami kejadian genting menyelamatkan nyawa melalui Video Call atau ketersediaan tanya jawab / konsultasi tindakan medis, arahan dokter yang kompeten disediakan pemkot surabaya, ” jelasnya.

lebih lanjut dia menegaskan agar kejadian seperti diatas tidak terulang kembali. “Kecapekan luar biasa memang dialami oleh pemerintah sekarang ini. Namun sumbangsih pemikiran ini semoga menjadi referensi bagi kota Surabaya. Sepakat dengan kalimat berikut, panglima tertinggi adalah menyelamatkan nyawa masyarakat dari pandemi yang belum selesai,” tegasnya.

Antrian Pemakaman di TPU Keputih, Sukolilo Surabaya Rabu (30/06)

Sebagai informasi, pantauan kontributor BN dilapangan dalam dua hari terakhir, jumlah pemakaman melalui prosesi Covid 19 di TPU (Tempat Pemakaman Umum) Keputih Surabaya sejumlah 120 orang.

“Agar seluruh masyarakat terus meningkatkan kewaspadaannya, taat Prokes dengan 5 M, menggunakan masker medis, mencuci tangan dengan sabun yang diair yang mengalir, Menghindari kerumunan (Sosial Distancing), Mengkonsumsi makanan sehat & bergizi, Minum air cukup, Melakukan olah raga rutin, berjemur dipukul 09.00 – 11.00 dan jangan keluar rumah jika keperluan tidak penting,” terangnya.

Hingga berita ini diturunkan, redaksi Koran Mingguan Investigasi Bidik Nasional & bidiknasional.com telah mencoba menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya & Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Surabaya. Keduanya belum memberikan jawaban atas hal tersebut. (Lipsus-red) bersambung.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button