JATIM

Jabatan Bukan Warisan Dinasti Kerajaan

Mudjiono (tengah) salah satu kandidat ketua PAC wilayah Kecamatan Sukolilo di Surabaya

SURABAYA, JATIM, BN – Sembari menunggu hasil keputusan DPD PDI Perjuangan Propinsi Jawa Timur, Jabatan Ketua PAC di Sukolilo Kota Surabaya bakal diganti oleh sosok pemimpin baru.

Narasi bertegang teguh, patuh dan tunduk pada pimpinan partai serta manfaat bagi masyarakat dimasa Pandemi Corona Virus Desease 2019 ( Covid-19) menjadi modal utama seorang kader PDI Perjuangan untuk terus bergerak ditengah-tengah masyarakat.

” Jabatan Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Kecamatan Sukolilo itu bukan sistem warisan dinasti kerajaan yang harus bertumpu pada satu orang lalu kemudian tidak bisa beralih, ” tutur Budi Santoso salah satu tokoh masyarakat di Sukolilo Surabaya, Selasa (07/09/2021).

Menurutnya, menilik pada kepengurusan PAC, Ranting dan Anak Ranting, yang seharusnya telah mengalami era resufle sebelum Covid -19 ada.

Menyampaikan aspirasi salah satu pengurus ranting PDI Perjuangan Kelurahan Medokan Semampir sebelumnya kata dia, ” pernah dalam satu pertemuan di salah satu rumah makan, ketua ranting tersebut telah menyampaikan hak pilihnya melalui selembar surat dan mencatat nama-nama untuk diusulkan sebagai ketua PAC yang baru,” terangnya.

” Saya rasa teman-teman ranting yang waktu itu mengikuti acara di rumah makan tersebut, telah menentukan pilihan,siapa-siapa calon ketua PAC berikutnya ,” ungkap salah satu pengurus ranting saat itu.

Budi sapaan lekatnya menyampaikan, tehnis upaya perombakan pengurus baru tersebut jika dikawinkan dengan pengurus lama, akan merubah tampilan jajaran mendekati sempurna diawal. Tanpa harus menjatuhkan kawan maupun lawan.

” Ojok senengane gae isu seng gak jelas ( jangan kebiasaan membuat isu yang tidak jelas), dengan tujuan menjatuhkan lawan dan berimbas pada hubungan sesama kader menjadi tidak harmonis,” tegas dia.

Legowo bagi calon ketua yang tidak terpilih dan bahkan seharusnya menjadi penyemangat lanjutnya, karena tujuannya adalah satu, patuh dan tunduk perintah ketua DPP PDI Perjuangan untuk selalu bergotong royong, ” bukan partai sebagai ladang mencari pendapatan, namun manfaat besar dan selalu tampil jika rakyat membutuhkan itu yang utama. Jangan cari muka pas ada maunya,” imbuhnya.

Ditemui tim kontributor bidiknasional.com, Mudjiono salah satu kandidat ketua PAC wilayah Kecamatan Sukolilo di Surabaya, yang berangkat hanya sebagai simpatisan partai dijaman eranya almarhum Bapak Sucipto ketua PDI dan baru mengenal kehidupan berpolitik melalui cerita pendek temannya.

Pria berkumis tak kenal lelah ini menceritakan pengalamannya ketika pertama kali kenal dengan kehidupan kepartaian.

” Pas waktu itu muncul dan meletus peristiwa perebutan kubu Suryadi dan pro mega tahun 1996, ” kata Mudjiono yang lekat disapa cak Muji ini.

Muji mengaku hanya ikut-ikutan diawal. Seiring berjalannya waktu, ia-pun merupakan sosok ketua RT diwilayahnya pada saat itu merasa tertarik ingin menjadi lebih manfaat bagi masyarakat.

Laki-laki yang bertempat tinggal di AWS Kelurahan Medokan Semampir Kecamatan Sukolilo tersebut, dikenal tetangga dan masyarakat disekitarnya sebagai orang pertama yang berani mengibarkan bendera partai PDI Perjuangan dikampungnya jaman itu.

” Hanya mas Muji yang berani memasang bendera waktu itu di gang sebelah rumah saya,” Kata Wedy Sekertaris Ranting PDI Perjuangan Kelurahan Medokan Semampir periode 2019-2024.

” Sempat membuat posko bareng dengan mas muji kali pertama dan cocok dalam suasana demokrasi setiap memiliki uneg-uneg, sehingga sampai sekarang selalu menjadi teman sharing baik urusan kader maupun urusan kampung,” imbuhnya.

Menganut ajaran Ibu Megawati sosok pengganti Bapak Proklamator Indonesia terang Muji, keinginan dan hasrat masuk lebih kedalam menjadi kader partai PDI Perjuangan ibarat pepatah tak bertepuk sebelah tangan.

Catatan disampaikan oleh cak Muji beberapa histori kerja nyata dan pendampingan kepada masyarakat, antara lain sebagai berikut :
1. Pada tahun 2002, dirinya sempat berpeluh keringat mendampingi warga strenkali AWS yang saat itu terkena dampak penggusuran.
2. Berperan dalam pengajuan pipa jaringan PDAM serta permintaan jaringan reguler PDAM bagi warga AWS yang memang sejak lama belum menikmati air PDAM.
3. Pembangunan infra struktur jalan raya dan jalan kampung melalui musrenbang seperti halnya, permintaan gorong-gorong, selokan dan pavingisasi.
4. Mengawal Program Tanah Nasional (Prona) sejumlah 50 bidang milik warga diseluruh kelurahan Medokan Semampir.

“Berikut tetap eksis pendampingan diwilayahnya, saya juga tetap menjadi ketua RT merangkap kader pengurus partai ecek-ecek (simpatisan-red),” jelasnya.

Penting diketahui kata Muji, setiap Pemilu maupun Pileg di wilayah RW 6 AWS, suara PDI Perjuangan tidak pernah terkalahkan, hasil perjuangan tim keseluruhan dan sudah bukan rahasia umum lagi, diwilayahnya dikenal sebagai kandang banteng dan lumbung suara.

Tahun 2004, Mudjiono terpilih menjadi Ketua RW 6 ketika Gus Dur terpilih menjadi presiden.” Waktu itu salah satu pengurus struktural DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya mengajaknya bergabung menjadi pengurus atau jajaran PAC di Kecamatan Sukolilo.

Berniat manfaat dan memberikan bukti nyata kepada warga, animo kecintaannya terhadap partai moncong putih besutan Megawati Sukarno Putri ini, membawa sosok Muji berubah total, all out memberi kerja nyata kepada masyarakat tanpa pamrih.

Kembali setelah ia menerima tawaran menjadi pengurus PAC, baru resmilah dirinya menjabat sebagai wakil ketua PAC Kecamatan Sukolilo pada tahun 2015 an.

” Jadi orang baru saat itu, saya terus mengikuti perintah ketua dan mengambil peran bersosialisasi ke warga diantaranya persiapan rapat-rapat koordinasi serta mengkoordinir kepengurusan di ranting maupun anak ranting,” kata Muji.

Sempat ditahun berikutnya PAC Sukolilo dibekukan karena tugas dari DPC Kota Surabaya tidak dilaksanakan oleh PAC Sukolilo. ” Ketua DPC-nya Bapak Wisnu Sakti Buana saat itu, PAC dibekukan atas perintah beliaunya,” bebernya.

Dia tetap bergerak sendiri sesuai tugas kader partai.” dan dipilihlah Plt. pendamping Bapak Anas Karno sekaligus sebagai Pembina PAC Sukolilo, di bantu PAC Tenggilis dan Rungkut untuk satu tugas membentuk struktur anak ranting dan ranting di Kecamatan Sukolio,” urainya.

” Sendiri mas, waktu itu jalan sendiri, hanya ketua Ranting Nginden Jangkungan (mas Kiki) yang ikut berdarah-darah bekerja banting tenaga dan pikiran hingga pengurus PAC yang lama kembali bersatu lagi,” jelasnya.

Pada intinya, selanjutnya dirinya ditawari menjadi kandidat ketua PAC yang baru. Jawaban dari satu amanah, Akhirnya kata Muji, ” jika memang partai membutuhkan, kenapa tidak. Saya selalu siap kapanpun dan dimanapun, ” jawab Muji penuh semangat.

Pria yang dikenal diam dan tidak banyak basa basi ini meminta agar seluruh instrumen kader PDI Perjuangan di Sukolilo ini tetap solid. Jangan mudah termakan isu-isu yang tidak jelas, yang arahnya merusak hubungan baik antar kader satu dengan yang lain.

” Solid bergerak untuk Indonesia Raya. Padamu negeri kami berbakti, padamu negeri jiwa raga kami,” pungkasnya.

Disisi lain andil memberikan argumennya, Suyanto Ketua Ranting Gebang Putih mengaku sangat mendukung kiprah Mudjiono menjadi pewarna salah satu kandidat Ketua PAC selanjutnya.

Ia berpedoman, pada dasarnya sangat mendukung program pergantian ketua PAC Sukolilo supaya ada perubahan di struktur kepengurusan.

Satu lagi, Irianto Ketua Ranting Menur Pumpungan dengan penuh keyakinan menyampaikan,” siap membantu dan mendukung Ketua PAC Sukolilo yang baru.

” karena kita adalah petugas partai yang telah lama bekerja bersama, Mudjiono adalah orang yang tepat. Apapun bentuk programnya, selama untuk kebaikan di wilayah Sukolilo, pasti kami dukung,” tutupnya. ( tim-red)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button