Keterangan Gambar : Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Nahdlatul Ulama KH. Abdurrahman Wahid di Desa Plosowahyu Kecamatan Lamongan pada Minggu (13/03/2022)
LAMONGAN, BIDIKNASIONAL.comĀ – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Lamongan melalui Rais Syuriyah KH. Salim Ashar bersama Ketua Tanfidziyah Dr. H. Supandi Awaluddin, M.Pd., melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Nahdlatul Ulama KH. Abdurrahman Wahid.
KH. Salim Ashar dalam sambutannya mengucapkan selamat atas peletakan batu pertama pembangunan Masjid Nahdlatul Ulama KH. Abdurrahman Wahid. Pembangunan masjid Abdurrahman Wahid ini bukan ketergantungan kepada manusia, namun, mari kita bersama ketergantungan kepada Allah S.W.T.
Sebagai ikhtiar kita siapa saja diantara kita yang punya chanel terobosan untuk penggalian dana berupa bantuan dipersilahkan. Utamanya bagi warga Nahdlatul Ulama harus menjadi yang terdepan.
Alasan Masjid ini di namai Masjid Abdurrahman Wahid, karena figur pimpinan yang bisa ditauladani untuk kemaslahatan umat.
Menelisik sejarah ke belakang KH. Abdurrahman Wahid, Gus Dur. Siapa yang tidak kenal dengan sosok Gus Dur presiden RI ke- 4 ini. Sosok luar biasa dan merupakan sosok yang menginspirasi. Terkenal dengan kata-katanya.
Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang kontroversial dan berdedikasi tinggi terhadap penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) pembela kaum minoritas.
Sosoknya yang penuh teka-teki dan kontroversial sehingga pemikiran dan tindakannya sering disalahpahami oleh banyak kalangan.
Sebagai tokoh panutan para masyarakat Indonesia, Gus Dur sangat dihormati oleh banyak kalangan karena pengabdiannya kepada masyarakat, demokrasi, dan Islam toleran.
Memiliki kemampuan yang luas untuk melakukan pemberdayaan masyarakat terutama pada kaum tertindas dan termarjinalkan.
Bahkan dengan kemampuan fleksibelnya, dapat mengambil peran yang signifikan, bukan saja dalam wacana keagamaan tetapi juga dalam setting sosial budaya bahkan politik dan ideologi.
Dapat melakukan berbagai peran yang demikian besar dalam konstelasi politik, ekonomi, pendidikan, seni, keagamaan, dan bidang-bidang lainnya,” kataĀ KH. Salim.
Ditambahkan, keselamatan umat, yang diutamakan oleh Gus Dur bukan perjuangkan warga NU saja. Namun semuanya demi kemaslahatan, keharmonisan, serta perkonomian Umat.
Warga Nahdlatul Ulama wajib memperluas lahan masjid seluas luasnya, bila ada tamu yang mau berkunjung bisa singgah dimasjid ini.
Alhamdulillah dana warga NU banyak, warga NU bisa menerima dan merasa memiliki agar masjid ini bisa menjadi teladan yang pertama.
Ia bepesan MWC Lamongan agar bisa menggerakkan di setiap MWC Rp 212 juta dan 1 Lantai Rp 5 juta. Masjid ini bukan Milik pengurus MWC, Ranting dsb. Tapi milik warga NU Kabupaten Lamongan.
Pembangunan ini diawali dari mimpi kemudian diikhtiari agar mimpi tersebut bisa menjadi kenyataan.
Dalam sambutannya diakhiri dengan do’a lalu dilanjutkan tumbengan dengan jumlah tumpeng 5 buah dengan filosofi rukun iman ada 5, rukun islam ada 5 serta sila dari pancasila adalah 5 sila.
Kemudian dilaksanakan peletakan batu pertama pada Minggu (13/03) di Desa Plosowahyu Kecamatan Lamongan oleh Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah yang sudah terwakili dan diikuti oleh para Undangan yang hadir.
Usai peletakan batu pertama, Sekretaris PCNU Lamongan Imam Ghazali juga menyampaikan, sebelumnya masjid ini statusnya milik H. Nursalim, kemudian diwakafkan untuk diamanagkan ke PCNU Lamongan.
Pembangunan masjid yang diperkirakan menelan anggaran sekitar 6 – 7 miliar ini direncanakan selesai pada tahun 2023 dan sudah bisa dimanfaatkan penggunaannya.
Karena nantinya selain sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan NU Lamongan, juga akan dibangun gedung lembaga banon NU lainnya serta sejumlah gerai tempat kuliner, rest area dan juga penginapan.
“Kita mengajak seluruh warga NU melalui MWC NU serta ranting yang ada untuk bersama sama dalam mendukung pembangunan masjid Abdurrahman Wahid ini,” terangnya.
Menurut Imam Ghazali, pembangunan masjid dengan luas tanah 9 ribu M2 ini nantinya bisa menjadi pusat kegiatan serta kebanggaan warga NU dan masyarakat Kabupaten Lamongan.
“Kita berharap keberadaan masjid ini bisa menjadi kebanggan warga NU di Kabupaten Lamongan khususnya dan juga seluruh masyarakat Kabupaten Lamongan pada umumnya,” ujarnya.
Sementara Kepala Desa Plosowahyu Agus Susanto mengucapkan “Puji syukur Alhamdulillah, bahwa pembangunan Masjid Nahdlatul Ulama KH. Abdurrahman Wahid berada diwilayah desanya.
Saya selaku Kepala Desa sangat mengaprisiasi sekali dan hari ini telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Nahdlatul Ulama KH. Abdurrahman Wahid.
Semoga dalam tahapan perjalanan pembangunannya bisa berjalan dengan lancar serta sesuai harapan sebagai tempat ibadah umat muslim.
Sebelum acara pelatakan batu pertama pembangunan Masjid Raya NU Gus Dur, Para Kyai dan pengurus PCNU Lamongan dipimpin Rois Syuriah, KH. Salim Azhar melakukan ziarah ke makam Mbah Kaji Mujurono, pendiri Desa Plosowahyu.
Diyakini warga setempat bahwa Mbah Kaji Mujurono adalah sebagai pendiri Desa Plosowahyu sama-sama murid saat berguru dengan Mbah Syekh Alun (Balun) dan Sunan Deket (Syekh Hisyamudin).
PenulisĀ Ā Ā : Bang IPUL