SURABAYA, BIDIKNASIONAL.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menutup Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan IX,X,XI, dan XII Tahun 2022 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jatim yang diselenggarakan di Hotel Sinar I, Jalan Raya Juanda, Jumat (29/4) malam.
Kepada para peserta, Khofifah berpesan agar jangan merasa menjadi yang ‘paling’ dalam suatu hal. Sebab, esensi dari sebuah pelayanan publik adalah konektivitas dan kemitraan bahkan dalam lintas profesi.
“Saya ingin mengingatkan kita semua agar jangan kita merasa menjadi yang ‘paling’. Sebab, saat kita merasa menjadi yang ‘paling’ saat itu juga sebenarnya adalah ‘nothing’. Karena yang ada itu adalah interpendensi, sinergi, kolaborasi, dan partnership. Jadi, seluruh profesi saling terkoneksi,” ucapnya.
Khofifah mencontohkan, bahwa dirinya sendiri tidak akan bisa
berjalan tanpa kolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Banyak capaian dan program yang cukup prestigius , katanya, berasal dari kerjasama antara Pemprov dan Forkopimda Jatim termasuk Pangdam V/Brawijaya, Kepala Polisi Daerah Prov. Jatim, serta OPD serta Forkopimkab/ kot.
“Kami baru meninjau Rest Area 575 A di Ngawi. Di posnini ada jajaran TNI, kepolisian, Dinas Kesahatan, Perhubungan,sampai BPBD. Karena sebagian besar kematian dalam kecelakaan lalu lintas itu karena keterlambatan pelayanan. Inilah kenapa penting membangun konektivitas seintens mungkin untuk memberikan percepatan layanan. Sebab, itulah inti dari pelayanan publik,” terangnya.
Di samping itu, mantan Menteri Sosial RI itu juga menekankan pentingnya mengukur skala prioritas. Baginya, sesibuk apapun para ASN nantinya, keluarga harus tetap diperhatikan tentunya dengan membangun keseimbangan kewajiban sebagai abdi negara dan sebagai ibu rumah tangga atau bagi yang laki- laki sebagai kepala keluarga.
Khususnya, bagi ASN perempuan yang telah memiliki bayi. Yang mana, kebutuhan anak akan ASI ekslusif dan kehadiran ibu haruslah terpenuhi. Prinsip karir sukses, ketahanan keluarga terjaga.
“Banyak yang mengatakan tentang pentingnya ASI ekslusif. ASI adalah hak anak, yang mana dari situ terbentuk hubungan psikologis ibu dan bayi. Maka, melalui ASI ini, sesungguhnya kita sedang membangun masa depan bangsa yang kuat dan berdaya saing,” imbuh Gubernur perempuan pertama Jatim itu.
Terkhusus kepada para ASN guru, Khofifah berpesan agar mereka senantiasa memiliki pemahaman komprehensif. Di mana, saat menjadi guru di bidang tertentu mereka harus menguasai bidangnya. Namun, status sebagai guru juga dituntut menjadi sosok generalis yang terbuka memberikan pengayoman kepada semua murid.
Selain itu, orang nomor satu Jatim itu juga berpesan agar para guru mengajarkan para murid tentang siklus kehidupan. Hal itu demi mengurangi tingkat stunting dan kematian ibu saat melahirkan.
“Saya berharap sekali bahwa yang kebetulan berprofesi sebagai guru untuk menyampaikan pesan pada murid-muridnya tentang cycle haid dan kehamilan. Karena walaupun kita memperbaiki kualitas pendidikan, kalau stunting tidak diatasi, maka akan berefek pada kemampuan daya saing lokal, nasional maupun internasional ” jelasnya.
Lebih jauh, Khofifah menerangkan, pentingnya menurunkan angka stunting dan kematian ibu dan anak berimbas pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Sedangkan 2024 diharapkan agar stunting turun jadi 14%. Sekarang Jawa Timur masih di kisaran 23%, tetap di bawah rata- rata angka stunting nasional,” terangnya.
Sementara itu, Kepala BPSDM Prov. Jatim Aries Agung Paewai mengatakan bahwa kehadiran Khofifah sebagai Gubernur Jatim menginspirasi para peserta CPNS. Terutama bagi peserta perempuan.
“Ini kita patut berbangga beliau hadir di tengah kita. Karena Ibu Gubernur ini dijuluki sebagai salah satu dari 6 perempuan berpengaruh dunia. Jadi ini sangat menginspirasi, apalagi untuk para peserta perempuan,” ujarnya.
Aries juga melaporkan, BPSDM Prov. Jatim telah menciptakan program unggulan untuk pengembangan SDM di lingkungan ASN Jatim yang disebut ASN Belajar. Program itu, jelasnya, adalah wadah pembelajaran bagi ASN dari para narasumber terpilih dan telah sampai pada jilid 17 dengan total peserta 73.500 orang.
“Selama ini kita agak kesulitan dengan Indeks Profesionalitas ASN karena kesulitan kapasitas dan waktu untuk untuk melaksanakan diklat. Sekarang ini, dengan ASN Belajar, kita bisa meningkatkan IP ASN kita. Dengan begitu, baik provinsi maupun kab/kota lebih siap untuk penilaian Kemenpan RB,” imbuhnya.
Sebagai informasi, peserta Latsar CPNS 2022 berjumlah 160 orang. Dari keseluruhan peserta, 100 orang berasal dari Kab. Nganjuk dan 60 orang berasal dari Surabaya. Sedangkan, untuk profesi guru berjumlah 150 orang dan sisanya merupakan dokter.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah turut menyematkan pin dan menyerahkan penghargaan kepada peserta peringkat 3 terbaik. Total ada 12 orang yang berasal dari angkatan IX,X,XI, dan XII.
Laporan : dji/humas
Editorial : Budi Santoso