JATIMLAMONGAN

Petani Paji Pucuk Lamongan Terdampak Limbah Pabrik KWI Teriak, Tuntut Ganti Rugi dan Kompensasi

Lahan petani yang terdampak diduga limbah pabrik KWI yang ada di Desa Paji Kecamatan Pucuk Lamongan.

LAMONGAN, BIDIKNASIONAL.com – Para petani di desa Paji Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan menjerit. Hal ini diduga dikarenakan tanaman padinya tercemar kebocoran limbah pabrik PT Kayan Wood Industries ( KWI ).

Pasalnya, pabrik produksi kayu lapis (triplek) yang berada di Jalan Raya nasional arah Lamongan – Babat ini pukul 06.30 – 07.30 WIB diduga mengeluarkan serbuk halus dari cerobong mengepul padat hitam gelap dan deras keluar dari cerobong pabrik menuju persawahan warga.

Kejadian hanya sekitar 1 jam, waktu itu kebetulan warga petani setempat sedang menanam padi, dikira ada kebakaran dan semburat berlari meningalkaan tempat,” ungkap salah satu buruh tani berinisial Y-O.

Selain itu, saat kami mengambil benih (wineh) yang akan ditanam dan juga pemilik lahan yang kena dampak paling parah saat berada di lahan sawahnya juga ikut berlari meninggalkan lokasi, karena dikira kebakaran,” kata dia.

Setelah diketahui bahwa kejadian tersebut bukan kebakaran. Namun, serbuk kayu (grajen) atau limbah pabrik akhirnya mereka kembali ke lokasi untuk mengamati kejadian tersebut sampai selesai.

Kemudian menurut keterangan warga yang ada dilokasi, kejadian ini laporkan saja ke Kepala Desa ini imbas (terdampak) dari pabrik soalnya,” tandasnya.

Berdasarkan pantauan langsung wartawan kantor berita Bidik Nasional dilokasi dampak dugaan kebocoran limbah pabrik KWI memang betul adanya karena sisa-sisa serbuk kayu yang bercecer di lokasi sawah para petani masih terlihat.

Akibatnya, tanaman padi yang rata-rata baru berumur sekitar satu sampai dua pekan itu tak bisa tumbuh dengan subur. Bahkan tanaman padi yang diduga terdampak kebocoran limbah paling parah milik Dasuli padinya layu tidak seperti yang lain.

Sementara, Dasuli pemilik lahan pertanian (sawah) yang terdampak paling parah saat wartawan bertandang kerumahnya membenarkan kejadian tersebut.

“Iya memang benar mas kejadian itu, serbuk halus mengepul padat hitam gelap dan deras keluar dari cerobong pabrik menuju sawah saya dan sawah tetangga termasuk sawah milik pak Eko dan pak Jono.

“Saya ndak nyaman dan khawatir karena yang kena dampak tanaman padi saya. Lalu saya melaporkan kejadian ke pak Kades (Kepala Desa), kebetulan pak Kades sedang bepergian ke Banyuwangi akhirnya adiknya pak Kades saya mintai tolong untuk melihat ke lahan sawah kami.

Begitu juga saya juga mendatangi ke Kantor Desa Paji ketemu perangkat desa saya lapori dan selanjunya perangkat desa bersama Babinsa dan Bhabinkantibmas melihat ke lokasi termasuk juga pihak utusan pabrik ke lokasi.

Saat ditanya bagaimana tanggapan pihak pabrik atas kedian ini. Lah itu, sampai saat ini belum ada respon sama sekali. Ndk tau solusinya bagaimana.

Harapan kami, namanya petani itu sengsara jadi ya bagaimana baiknya saja,” keluh kesah Dasuli disampaikan.

Diakui dia, terdampak diduga limbah pabrik KWI yang terparanh adalah lahan miliknya seluas kurang lebih 7000 M2 dan milik Eko seluas kisaran 2800 M2 serta lahan sawah milik Jono seluas sekura 1.400 M2.

Kejadian ini pernah terjadi. Saat itu cairan kental seperti getah kayu dari cerobong mengalir ke pagar, ini dibagian ujung barat belakang pabrik yang letaknya terlalu mepet pagar. Setelah mendapatkan laporan akhirnya cerobongnya ditinggikan.
Namun, kali ini kejadian terparah selama pabrik ini berdiri.

Dalam hal ini, Yation Aris Kepala Desa (Kades) Paji saat dikonfirmasi adanya dugaan limbah pabrik KWI yang berdampak pada tanaman padi milik warganya.

Sampai berita ini ditayangkan, Kades Yation Aris mengatakan dengan entengnya, Aman. Sambungnya, sudah selesai dan terimakasih atas infonya,” singkatnya.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lamongan, H. Anang Taufik saat dimintai keterangan atas kejadian ini, pihaknya membenarkan.

“Iya mas, kejadian ini memang benar terjadi dan kami sudah menerima laporan atas kejadian tersebut. Kamis, (12/05).

Selanjutnya, ujar Anang Taufik, pihak kami akan segera melakukan kroscek ke lokasi. Pastinya DLH melalui bagian pengawasan perusahaan.

Ditegaskan olehnya, kami yang pasti wat wet dan sat set dalam arti Gercap (gerak cepat),” pungkasnya.

Penulis     : Bang IPUL
Editorial    : Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button