Fika Ariani, S.Pd,. M.Pd (Foto.dok: Aini)
MATARAM, BIDIKNASIONAL.com – Guru inspiratif adalah guru yang memberikan stimulasi mental kepada murid – muridnya Dimana diharapkan dari stimulasi mental yang diberikan kepada siswa akan memberikan dampak yang lebih kuat terhadap pemahaman murid/siswa, karena semakin banyaknya emosi positif yang dirasakan oleh siswa pada saat belajar maka penguasaan materi pembelajaran akan semakin baik.
Menjadi seorang guru yang inspiratif bukanlah hal yang mudah. Guru harus bisa menginspirasi murid untuk berpikir sehingga rasa ingin tahunya selalu berkembang dan terjadi perubahan bagi diri siswa ke arah yang lebih baik.
Berbekal pengalaman Fika Ariani, S.Pd,. M.Pd seorang guru Geografi di SMAN 8 Mataram berhasil menjadi guru inspiratif, dan menjadi satu-satunya guru SMA di NTB yang mewakili 20 besar seluruh indonesia.
“Alhamdulillah berbekal pengalaman mengikuti lagi seleksi menjadi guru inspiratif, setelah tahun sebelumnya Mungkin belum berhasil dan Alhamdulillah tahun ini terpilih lagi dan berhasil dengan tema yang berbeda dari tahun sebelumnya, tahun ini temanya pembelajaran berdifrensiasi, ungkap Fika kepada wartawan saat ditemui di Sekolah. Jumat, 2/12/22
Fika juga mengatakan bahwa banyaknya miskonsepsi tentang pembelajaran berdifresiasi yang dilakukan oleh guru dan walaupun sudah dilakukan tapi ada beberapa miskonsepsi yang belum dilakukan, berhubung saya guru geografi kemudian daerah kita daerah rawan bencana yang baru saja dilanda bencana gempa bumi tahun 2018 membuat saya untuk membuat aplikasi simulasi bencana.
Menurut Fika siswa adalah subjek yang paling rentan karena mereka bisa menghabiskan waktunya 5/6 jam disekolah dan siapa yang menjamin mereka ketika di sekolah tidak terjadi gempa lalu apa peran kita sebagai pendidik untuk membekali mereka, akhirnya tercetuslah ide untuk membuat aplikasi simulasi bencana dalam hal ini bencana gempa dalam virtual reality.
Fika menjelaskan alasannya kenapa memilih virtual reality karena menurutnya anak-anak masih trauma dan untuk menyembuhkan trauma itu butuh waktu yang tidak sebentar, jika dilakukan secara serentak anak-anak SMA yang masih belum stabil emosionalnya ketika nanti mendengar gempa dan lain sebagainya akan saling dorong dan sebagainya justru akan menambah luka bagi mereka.
“Saya menyasar anak-anak per kelas, mereka melakukan simulasi per kelas, dengan sarana prasarana saya sudah menyiapkan 4 kacamata virtual dan bagaimana dengan anak-anak yang laun? Aplikasi yang saya buat ini bisa digunakan tidak hanya menggunakan kacamata virtual tapi bisa di download di play store di hp Android dan My App di Iphone, di dalam aplikasi tersebut anak anak di ajarkan untuk melakukan simulasi secara virtual, ada terdengar sebuah sirine yang mengingatkan mereka apa yang harus dilakukan dan sebagainya.” Jelasnya
Selain itu Fika juga menjelaskan sistem penilaian Kementrian untuk pemilihan Guru Inspiratif yaitu dengan melakukan presentasi kembali memperlihatkan bagaimana keunggulan dari video Praktek
Fika mengatakan bahwa terpilihnya dia sebagai guru Inspiratif adalah sesuai dari korelasi mereka yang sepakat dengan apa yang disampaikan dan sepakat dengan ide bahwa memang selain kebutuhan belajar berdiferensiasi mereka juga butuh untuk menciptakan siswa yang siswa yang tangguh terhadap bencana.
Fika menjelaskan dari 2950 orang praktek yang masuk di seluruh Indonesia, dan di NTB sebenarnya ada 3 orang yang mendapatkan tapi kami berbeda jenjang ada guru SLB dari Sumbawa Barat dan ada pengawas juga dari Sumbawa Barat dan satu lagi saya itu guru SMA jadi ada jenjang PAUD TK dan lain sebagainya cuman memang di SMA mewakili dan ada di Indonesia.
Menurut Fika terpilihnya Ia menjadi guru inspiratif adalah sebuah pengalaman yang luar biasa dan tidak akan bisa dilupakan. Ia juga menegaskan bahwa semua pencapaian ini tidak hanya berhenti disini masih banyak yang akan dilakukan.
“Ini pengalaman yang sangat luar biasa yang tidak akan pernah saya lupakan tahun lalu saya berjanji pada diri saya bahwa saya akan kembali ke tempat ini dan meraih juara dan itu tercapai, tapi ini tidak berhenti disini masih banyak inovasi dan kolaborasi yang kita lakukan dengan teman -teman.” Tutupnya
Laporan: Aini
Editor: Budi Santoso