Kondisi banjir di Kecamatan Turi, Lamongan. (Foto.dok: Bang IPUL / Tian)
LAMONGAN, BIDIKNASIONAL.com –
Anggaran di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau Dinas terkait tidak ada, Fraksi Gerindra berharap anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) pada tahun 2023 sebesar 15 miliar.
” Gunakan semaksimal mungkin untuk penanganan banjir dalam membantu para petambak yang gagal panen, baik melalui bantuan bibit ikan, jaring/waring atau lainnya.
Ribuan nasib petani tambak yang gagal panen akibat dampak bencana banjir, Fraksi Gerindra berharap seluruh petambak yang terdampak, mendapat bantuan dan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Lamongan,” ungkap Anshori anggota Fraksi Gerindra DPRD Lamongan.
Oleh karena itu, jangan sampai anggaran BTT penyerapannya rendah, terkesan hanya menjadi pajangan untuk menjaga keseimbangan fiskal APBD, karena tiap tahun anggaran BTT ini tidak maksimal dalam penyerapan atau penggunaannya, padahal tiap tahun bencana banjir terjadi.
Sedangkan terkait kinerja pasangan Yes Bro, Politisi Gerindra yang akrab di sapa Gus Anshori ini menyampaikan, sampai hari ini saya melihat raport kinerja yang paling rendah adalah terkait janji penanganan banjir di Bengawan Njero.
” Saya berharap persoalan bencana banjir yang merugikan puluhan miliar tiap tahunnya ini mendapatkan perhatian khusus dan penanganan serius dari pemerintah Kabupaten Lamongan.
” Jangan sampai menimbulkan kesan siapapun Bupati dan Wakil Bupati yang memimpin Lamongan nasib warga Bengawan Njero tak ada perubahan dan bencana banjir tetap terjadi tiap tahunnya,” tutur Gus Anshori. Selasa, (21/02).
Lebih lanjut, bencana banjir di Kabupaten Lamongan terjadi karena intensitas curah hujan tinggi sejak sepekan lebih, tersebar di ratusan desa pada delapan Kecamatan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Diantaranya, di Kecamatan Turi, Kalitengah, Karanggeneng, Laren, Deket, Glagah, Karangbinangun, dan Kecamatan Babat. Sebelumnya, yang baru tersebar baru di lima Kecamatan yaitu di Kecamatan Turi, Kalitengah, Karangbinangun, Glagah, serta Kecamatan Deket.
Akibatnya beberapa tanggul jebol dan meluapnya debit air di aliran sungai Bengawan Njero. Bencana banjir ini, disebutkan Ashori, merendam fasiltas publik seperti halnya jalan lingkungan, jalan poros desa, jalan antar Kecamatan, sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan juga kantor desa di kota Soto ini.
Lebih lanjut, Anshori politisi asal Kecamatan Turi ini, banjir tersebut tentu mengakibatkan kerugian yang luar biasa bagi masyarakat, para petambak gagal panen, lumpuhnya perekonomian, aktivitas warga, pendidikan dan pelayanan publik di desa terganggu, serta kerusakan fasilitas publik.
Berdasarkan data dari Pusdalops BPBD Lamongan per tanggal 20-02-2023 yang kami terima terpantau. Warga masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Lamongan.
” Sebanyak 6230 rumah warga dan 7501 hektar tambak terdampak banjir, data itu kemungkinan akan terus bertambah apabila melihat kondisi cuaca saat ini,” beber Wakil Ketua DPC. Partai Gerindra Lamongan, Anshori.
Penulis : Bang IPUL / Tian
Editorial : Budi Santoso