Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg. Wiyanto Wijoyo, MM, Kes. (Foto: ist)
KAB.MALANG, BIDIKNASIONAL.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang telah menerima kunjungan dari Tim SMARThealth yang akan melakukan diseminasi hasil data penyakit dan pembiayaan pelayanan kesehatan.
Tim yang terdiri dari Dr. Nina Desai (The George Institute for Global Health, Inggris), Dr. Anna Palagyi (Principal Investigator of SIMPLI Study), Dr. Thomas Gadsden (Senior researcher from The George Institute for Global Health, Australia), dan Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D (Team Leader SMARThealth, Indonesia).
Dalam hal ini, Kepala Dinas (Kadin) Kesehatan Kabupaten Malang, drg. Wiyanto Wijoyo, MM, Kes menjelaskan, bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah berkomitmen untuk menurunkan dan mengendalikan penyakit, baik menular dan tidak menular.
“Adapun upaya peningkatan kapasitas pelayanan di Puskesmas dan Rumah Sakit dalam penatalaksanaan upaya kuratifnya, juga dengan upaya promotif dan preventif dengan berbagai program pencegahan dan pengendalian penyakit. Terobosan solusi dengan penggunaan dan pengembangan program inovasi SMARThealth dilakukan untuk menekan angka kesakitan dan kematian dengan deteksi dini risiko penyakit jantung oleh kader terlatih dengan menggunakan aplikasi SMARThealth dengan harapan ke depan dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit PTM dengan pengendalian faktor risiko dan penanganan yang optimal,” jelas Wiyanto, Jum’at (21/7).
Pada kesempatan itu, yang melakukan presentasi adalah Nina Desai. Untuk melakukan analisis data dan memaparkan dalam bentuk dashboard informatif dan user-friendly, mulai dari yang umum sampai detil, sehingga efisiensi dalam pembiayaan layanan kesehatan muncul.
“Aplikasi yang dikembangkan oleh para peneliti dari The George Institute for Global Health yang nantinya sebagai kelanjutan dari program SMARThealth menawarkan sebuah perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan dalam pelayanan kesehatan berbasis data yang dimiliki oleh fasilitas layanan kesehatan,” terang Wiyanto.
Menurut Wiyanto, dalam penggunaan dashboard akan dimudahkan dalam melihat hasilnya. Karena setiap input data bisa langsung dibreakdown hingga per individu dengan sejumlah penyakit yang dimilikinya dan hal ini sangat penting bagi mereka yang bertugas dalam penghitungan biaya maupun perencanaan.
“Ketika presentasi itu, tidak harus sampai selesai bila memang ada yang ingin menanyakannya. Karena memang ini diformat dalam bentuk diskusi,” paparnya.
Wiyanto juga menambahkan, saat diskusi itu terasa hidup karena apa yang dipresentasikan sebenarnya telah dilakukan oleh Dinkes maupun BPJS tapi masih bersifat manual. Belum sampai kepada algoritma penghitungan seperti aplikasi yang ditampilkan dalam dashboard tersebut. Baik BPJS maupun Dinkes memberikan apresiasi terhadap aplikasi yang diutamakan dalam diseminasi ini.
“Ada semacam harapan baik, yang sebenarnya pembiayaan kesehatan terbanyak dimana ? Sehingga bisa diarahkan ke preventifnya. Pada saat memakai dashboard itu, tentunya kita bisa memperbaiki keputusan bersama untuk melihat potensi dan efisiensi dalam pelayanan kesehatan difasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Malang,” pungkasnya.
Laporan: NN
Editor: Budi Santoso