Bawaslu Kabupaten Lamongan, Jawa Timur mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam mensukseskan Pemilu 2024 mendatang, (Foto. dok: Lilis)
LAMONGAN, BIDIKNASIONAL.com – Dalam Pemilu 2024 mendatang, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Lamongan, Jawa Timur mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi dalam mensukseskan penyelenggarannya.
Dalam tahapan penyelenggaraannya, kerap sekali menjadi momok serta kontraversi yang berakibat perpecahan di masyarakat, seperti halnya politisasi sara dan berita hoax. Oleh karena itu, Bawaslu Lamongan menyikapi dua hal tersebut.
Sementara, Ketua Bawaslu Kabupaten Lamongan Toni Wijaya, mengungkapkan bahwa politik sara serta adanya berita hoax dapat memicu terjadinya perpecahan. Dari situ, ungkap dia, pihaknya mengajak masyarakat agar mampu menangkalnya dengan bersikap bijaksana dalam mengantisipasi hal itu.
Berdasakan data terupdate yang ada, perlu kita ungkap dimana 140 juta orang lebih, masyarakat Indonesia tercatat sebagai pengguna media sosial – Facebook (medsos – fb), dan 50 juta orang lebih pengguna twiter, serta 40 juta orang lebih itu pengguna instagram (IG),” ungkap Toni, Rabu (27/9/2023).
Disampaikan demikian juga oleh Toni, bahwa dari data tersebut maka warga cenderung mudah terprovokasi. Toni menganalogikan bahwa medsos bagaikan pisau bermata dua yang bersifat bebas nilai.
Medsos dalam hal ini menjadi pisau bermata dua, menurutnya, dimana satu sisi bisa menjadi medium namun di sisi yang lain bisa berkembang terhadap kampanye jahat. Tentu ini bisa berbahaya di media sosial terutama yang WhatsApp (WA), lah itu bisa menjadi pisau bermata dua,” terangnya.
Lebih lanjut, “Kegiatan sosialisasi oleh Bawaslu Lamongan ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, seperti LSM, organisasi kemasyarakatan, organisasi mahasiswa dan kepemudaan, serta insan pers.
Pada acara yang di helat ini menghadirkan narasumber Dr. Munif dari Bojonegoro, yang mengupas tema secara mendalam. “Hari ini, tmbah Toni, kita hadirkan narasumber dalam rangka menyikapi dari pada politisasi sara dan hoax.
Oleh karenanya, pihaknya menghadirkan Dr. Munif dari Kabupaten Bojonegoro yang saya anggap mampu menyampaikan bagaimana berbahayanya politisasi sara dan berita hoax,” pungkasnya.
Laporan: Lilis
Editorial : Budi Santoso