
Kadisdik Jawa Barat, Wahyu Mijaya menyematkan jas kepada 12 siswa SMK Mitra Industri MM2100 yang akan mengikuti magang ke Jepang (dok.foto: ist)
KAB. BEKASI, BIDIKNASIONAL.com – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Wahyu Mijaya menyematkan jas kepada 12 siswa SMK Mitra Industri MM2100 yang akan mengikuti magang ke Jepang, di SMK Mitra Industri MM2100, Rabu (31/01/2024).
Dalam kegiatan yang dihadiri ratusan siswa dari wilayah Kota/Kab. Bekasi dan Cikarang ini, Kepala SMK Mitra Industri MM2100, Lispiyatmini pun mendorong seluruh siswa agar menjadi siswa terbaik dan berprestasi serta memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Karena, kalau orang berprestasi itu banyak yang men-support. Pastikan, kalian juga harus menjadi role model. Semoga kalian bisa membawa nama baik sekolah. Sukses untuk semuanya,” pesannya.
Disaat yang sama, Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyah yang hadir dalam acara “Kick Off Gerakan 1.000 Pengusaha Mengajar” yang mengucapkan terima kasih kepada Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang telah melaksanakan kegiatan tersebut.
Menurutnya, menjadi seorang pengajar itu luar biasa. “Ini adalah kontribusi nyata untuk menyiapkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita, khususnya yang akan masuk pada dunia kerja,” ujarnya.
Ia pun memberikan tantangan yang akan dihadapi angkatan kerja saat ini yang memerlukan pengembangan keterampilan baru yang sejalan dengan kebutuhan teknologi digital.
“Tantangan ini memerlukan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk lembaga pemerintah, sektor swasta, dan pengguna angkatan kerja lainnya. Tuntutan terhadap ekonomi hijau juga memerlukan pengembangan bentuk-bentuk pekerjaan baru yang ditandai dengan pengaturan kerja yang lebih fleksibel,” tuturnya.
Kegiatan yang juga dihadiri oleh Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Kiki Yuliati, Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, Presiden Direktur Bank Resona Perdania, Ichiro Hiramatsu, entertainer & entrepreneur Cinta Laura Kiehl serta tamu undangan lainnya ini dimeriahkan penampilan siswa SMK Mitra Industri MM2100.
● Siswa SMKN 14 Bandung Belajar Pemrograman dari Korea Selatan
Siswa SMKN 14 Bandung mengikuti lokakarya Pengenalan Pembelajaran Berbasis STEM dari Maromav (MAKE), perusahaan teknologi informasi asal Korea Selatan
Di hari yang yang sama, ada yang berbeda di SMKN 14 Bandung para guru yang mengajar di kelas X jurusan desain komunikasi visual 2 tak seperti di jadwal pelajaran, melainkan oleh oppa dan eonni dari Korea Selatan.
Sebanyak 40 siswa mengikuti lokakarya “Pengenalan Pembelajaran Berbasis STEM” dari Maromav (MAKE), perusahaan teknologi informasi asal Korea Selatan. Berkolaborasi dengan Pudak Scientific, lokakarya tersebut mengenalkan dunia pemrograman dasar kepada siswa.
Technical Support Pudak Scientific, Mochammad Ikhsan Pahlawan mengatakan, lokakarya ini merupakan inisiatif pemerintah Korea Selatan kepada negara lain untuk mengembangkan pendidikan, khususnya di bidang IT. “Bekerja sama dengan kami, program ini menyasar seribu siswa dari berbagai sekolah yang ada di Bandung Raya,” tuturnya.
Lokakarya yang digelar, yakni mengenalkan siswa pada sistem pemrograman melalui kit arduino. Kit tersebut pun diberikan kepada para siswa secara gratis agar bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.
Ikhsan menjelaskan, penguasaan teknologi hari ini penting untuk kedepannya. “Ini sangat penting karena semuanya akan menggunakan teknologi dan akan mempermudah hidup manusia serta (memberi jalan) kesuksesan bagi siswa nantinya,” katanya.
Ia menilai, antusiasme para siswa di berbagai sekolah luar biasa baik. “Animonya luar biasa. Ada beberapa siswa yang belum familiar dengan pemrograman jadi mendapatkan wawasan baru,” imbuhnya.
Senada, Wakil Kepala SMKN 14 Bandung Bidang Kurikulum, Hutasuhut Genderia Sari menyebut, para siswa sangat antusias dengan lokakarya yang diajarkan oleh kakak-kakak dari Negeri Ginseng tersebut.
“Apalagi saat ini Korea Selatan lagi booming, kan. Mereka excited melihat orang asing ada di tengah-tengah mereka. Terlebih sikap pendidik sangat welcome, friendly sehingga jadi menyenangkan,” sambungnya.
Meski berbasis sekolah seni, lanjutnya, lokakarya seperti ini tetap penting untuk mengasah logika siswa. “Sehingga, siapa tahu nanti ini akan mendukung project para siswa kedepannya,” tambahnya.
Salah satu siswa, Maulana Malik Ibrahim mengaku amat senang mengikuti lokakarya tersebut. “Seru dan nggak nyangka bisa langsung belajar dari orang Korea Selatan. Semoga bisa lebih sering,” ucap siswa kelas X itu. (ADV)
Laporan: Ihsan
Editor: Budi Santoso