JATIMPEKALONGAN

Warga Tetap Tuntut Polres Pekalongan Tutup Tambang Ilegal di Desa Kalirejo Talun 

● Jika Polisi Lambat, Warga Ancam Blokade Jalan 

Tampak alat berat terus beroperasi di tambang illegal di Desa Kalirejo, Kec Talun, Kab Pekalongan (dok.foto: Dikin BN.com)  

PEKALONGAN, BIDIKNASIONAL.com – Warga Dukuh Blumbang, Desa Kalirejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan sepakat menunda aksi penutupan tambang batu andesit ilegal yang ada di Sungai Gandu. Penundaan aksi itu atas permintaan yang mengaku anggota Polres Pekalongan saat datang menemui warga setempat.

“Warga diminta menunda aksi menutup tambang, karena katanya biar polisi saja yang menutup. Mereka berjanji menutup dua atau tiga hari lagi,” ungkap warga Dukuh Blumbang NS (30), Minggu (10/3/2024).

Menurutnya warga telah sepakat dan menghormati permintaan petugas lantaran dijanjikan penutupan tambang akan dilakukan dalam waktu dua hingga tiga hari ke depan. “Alat berat tidak akan berhenti meski hujan turun dengan deras, hal itu berbeda galian C bila hujan akan berhenti,” cetusnya.

Namun demikan warga akan tetap melaksanakan niatnya bila pihak kepolisian tidak menindaklanjuti kesepakatan tersebut. Hal itu dilakukan lantaran warga mengaku sangat terdampak dengan adanya tambang batu kali tersebut.

“Sekedar mengingatkan bahwa aliran sungai kerap meluap dan beberapa kali terjadi banjir bandang. Harusnya sungai itu dijaga bukan dikeruk, hal itu membahayakan desa-desa di bawah terutama yang berdekatan dengan sungai,” jelasnya.

NS membeberkan pada saat dilakukan sidak oleh tim gabungan, alat berat tidak disita dan lokasi tidak digaris polisi. Lalu selang sehari setelah sidak tambang kembali beroperasi, bahkan alat berat malah bertambah satu.

Salah satu warga yang terdampak langsung dari keberadaan tambang batu kali ilegal, WN (51) membenarkan ucapan tetangganya tersebut. Dia menyebut banyak sumur berubah menjadi keruh lantaran berlokasi di dekat sungai. Dampak makin terasa karena lokasi tambang berada di atas Dukuh Blumbang.

“Sumur kami keruh tidak bisa digunakan memasak maupun mencuci pakaian. Sebelum ada tambang, sumur airnya normal,” ujarnya.

Ia menjelaskan sebagian warga masih bergantung dengan air sungai untuk berbagai aktivitas. Adanya tambang semua menjadi berubah. Jadi tambang batu kali itu kalau sudah beroperasi membuat air sungai menjadi keruh berwarna coklat lumpur.

“Air sungai yang keruh merembes ke sumur sehingga tidak bisa digunakan. Untuk minum akhirnya beli dan kalau mencuci pakaian nunggu airnya jernih kembali,” katanya.

Laporan: Dikin

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button