GROBOGANJATENG

Paska Semburan Lumpur Baby Vulkano di Grobogan, Begini Penjelasan Dinas ESDM

Baby Vulkano/Bledug Cangkring Paska Semburan Lumpur, di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (dok.foto: Heru BN.com)

GROBOGAN, BIDIKNASIONAL.com – Semburan lumpur Bledug Cangkring atau yang lebih dikenal dengan sebutan Baby Vulkano di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabuputen Grobogan, JawaTengah menjadi berita hangat di sejumplah media masa dan ramai diperbincangkan banyak masyarakat usai peristiwa gempa yang menguncang Tuban, Jawa Timur dengan kekuatan 6,5 Magnitudo.

Dilaporkan, imbas dari gempa di Tuban Jawa Timur, Baby Vulcano menyemburkan lumpur pada hari jumat (22/3/2024) sekitar 16.00 WIB, letupan besar terjadi kurang lebih selama 1 jam. Namun saat ini suasana telah kembali normal.

Meski demikian, dari rangkaian fenomena yang terjadi pada Baby Vulkano atau disebut dengan Bledug Cangkring, apakah di dalamnya terdapat kandungan gas serta material-material yang membahayakan atau tidak, belum dapat dipastikan tingkat bahayanya.

Menurut Hadi Susanto, Kasie Geologi Mineral dan Batubara Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan, selasa (26/3/2024) siang menerangkan, bahwa peristiwa semburan lumpur di Bledug Cangkring bukan merupakan fenomena baru lagi karena sudah terjadi tahun ke tahun serta letupan berlangsung secara periodik.

Dia menuturkan, saat ditanyakan tentang bahaya tidaknya kandungan gas dan material-material yang terkandung dibawah Bledug Cangkring, belum dapat diketahui untuk saat ini, karena diperlukan pengukuran kembali kandungan di dalamnya.

“Pengaruh gempa dimungkinkan terjadi semburan lumpur, karena lapisan bawah permukaan dan gas yang keluar melalui celah lapisan bawah permukaan mendapat tekanan akibat gerakan gempa, ” ucap Hadi Susanto.

Pihaknya, memberikan pemahaman dan meminta supaya berhati-hati agar tidak mudah tergiring dengan opini yang banyak berkembang di masyarakat ataupun media sosial hingga saat ini. ” Masyarakat harus cerdas meyikapi dan memahami juga menganalisa setiap peristiwa yang terjadi, tak jarang ujaran kebencian menjadi sebuah tren dalam membuat berita hoax,” pungkasnya.

Laporan : Heru Budianto

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button