JATIMSURABAYA

Amalia: Tak Patah Semangat Melawan Hemofilia, Konsumsi Zat Besi Prioritas Utama

SURABAYA, BIDIKNASIONAL.com – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan telah memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi penderita penyakit katastropik. Penyakit katastropik merupakan penyakit yang mengancam jiwa dan memerlukan biaya pengobatan tinggi karena membutuhkan perawatan jangka panjang. Salah satu yang merasakan manfaat program ini adalah Amalia (41), seorang ibu dari peserta JKN, yang tengah berjuang demi kesembuhan putranya, Muhammad Farrosy (18), penderita hemofilia.

“Pada tahun 2009, anak saya didiagnosis mengidap hemofilia setelah dia terjatuh dan mengalami pembengkakan pada sendi lututnya. Selama beberapa hari, bengkak tersebut tidak kunjung hilang dan semakin bertambah besar. Karena merasa khawatir, akhirnya saya memeriksakannya ke dokter umum. Oleh dokter, anak saya dirujuk ke rumah sakit karena diduga mengalami kelainan darah,” ujar Amalia di Surabaya, Kamis (31/10).

Amalia, yang berdomisili di Ampel Kembang, Surabaya, menyampaikan bahwa putranya terdaftar sebagai peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dengan iuran yang paling murah. Meskipun begitu, putranya selalu diperlakukan dengan sangat baik oleh pihak rumah sakit saat mendapatkan pelayanan kesehatan. Ia juga mengaku tidak ada perbedaan yang dia lihat dari pelayanan di rumah sakit baik untuk peserta JKN maupun peserta umum.

“Selama anak saya berobat di rumah sakit mana pun, sejauh ini tidak ada kendala sama sekali. Saya tidak pernah mendapat diskriminasi dari pihak rumah sakit, bahkan jika ada kesulitan mereka selalu siap untuk membantu. Ini benar saya rasakan, justru yang katanya pasien JKN dianaktirikan itu tidaklah benar,” tambah Amalia.

Hemofilia merupakan gangguan pada sistem pembekuan darah, sehingga membuat tubuh kekurangan protein yang dibutuhkan dalam proses pembekuaan darah. Protein ini lazim disebut faktor pembekuan. Artinya, ketika seseorang penderita hemofilia mengalami luka, maka perdarahannya bisa berlangsung lebih lama bila dibandingkan dengan kondisi tubuh normal. Di samping itu, gejala hemofilia juga bisa ditandai dengan kulit yang mudah memar, perdarahan di area sekitar sendi, dan kesemutan atau rasa serta rasa nyeri ringan pada siku, lutut, dan pergelangan kaki.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dengan adanya Program JKN karena sangat membantu pengobatan anak saya. Saya tidak membayangkan bagaimana kehidupan keluarga kami jika tidak ada Program JKN. Setiap seminggu sekali anak saya harus rutin berobat ke Rumah Sakit Adhi Husada Kapasari untuk suntik faktor VIII, dengan biaya mencapai antara Rp12 juta hingga Rp14 juta,” tutur Amalia.

Meskipun pengobatan putranya dijamin oleh BPJS Kesehatan, Amalia tetap waspada terhadap kesehatan putranya. Ia selalu mengatur pola makan yang sehat bagi sang buah hati dengan memberikan makanan yang kaya akan vitamin dan mineral, serta zat besi untuk membantu pembentukan sel darah merah dan hemoglobin, protein yang mengangkut oksigen dan karbon dioksida ke seluruh tubuh. Selain itu, Amalia juga meganjurkan bagi penderita hemofilia agar menghindari benda tajam yang dapat menimbulkan luka untuk mengantisipasi terjadinya pedarahan.

“Bagi masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan agar segera mendaftar menjadi peserta JKN. Banyak sekali manfaat Program JKN yang sudah saya rasakan, khususnya mengenai biaya. Sementara untuk masyarakat yang sudah terdaftar sebagai peserta JKN, akan lebih baik menjaga kesehatan dan meningkatkan gaya hidup sehat. Pada dasarnya, memiliki JKN saat kondisi tubuh sehat tidaklah rugi, karena iuran yang kita bayarkan akan digunakan untuk menolong peserta lainnya yang sedang membutuhkan biaya pengobatan,” ucap Amalia.

Selain menyampaikan rasa terima kasihnya kepada BPJS Kesehatan, Amalia juga berharap agar Program JKN terus memberikan manfaat dan selalu berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada pesertanya. Akses layanan kesehatan semakin mudah dan serba praktis jadi kesehatan masyarakat dapat lebih terjamin.

Laporan: rn/md

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button