Duh! Baru Diaspal Rusak, Warga Desa Kutosari Doro Tuntut Kades Perbaiki Ulang
Kondisi jalan di desa Kutosari, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan baru selesai dikerjakan nampak rusak terkelupas (Foto.dok: tim)
PEKALONGAN, BIDIKNASIONAL.com – Warga desa Kutosari, Kecamatan Doro, kabupaten Pekalongan menuntut kepala desa (kades) untuk memperbaiki jalan yang baru (terhitung dua pekan) diaspal namun terlihat rusak terkelupas.
Hal itu dibenarkan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Karnadi Dimyati Yusuf. “Waktu itu puluhan Warga Dukuh Sorotan klarifikasi ke rumah Pak Lurah itu memang betul, kejadian itu Lebaran kurang dua hari berarti malam rabu. Masyarakat menanyakan hasilnya pengaspalan kok seperti itu, baru berapa hari sudah ngelupas.
Saat pergi ke Pak Lurah itu kira-kira 10 orang, klarifikasi menanyakan untuk segera dibenarkan, dan Pak Lurah menanggapi akan di benarkan semua, tetapi sampai sekarang belum ada konfirmasi, bahkan Saya minta kepada Pak Lurah ayo kroscek kalau tidak percaya,” ujarnya menjelaskan.
Karnadi menambahkan, permintaan masyarakat artinya sesuai dengan anggaran yang ada. Masalahnya sekarang itu tidak sama seperti yang dulu, dikerjakan orang lokal. Jadi itu yang mengerjakan pemborong luar daerah Pemalang Ulujami. Jadi itu diborongkan dari luar semua (all in).
“Dari awal pekerjaan itu warga mengawal,
di kampung sini pun ada pemborong lokal / ahli pengaspalan jadi tahu. Dan kenapa Kok ambil pemborong dari luar,” ungkap Karnadi.
Sementara itu, Casmuri Kepala Dusun (Kadus) selaku Tim pelaksana kegiatan (TPK) mengaku tidak difungsikan sepenuhnya dan hanya formalitas.
“Semua pembelian material maupun urusan tukang semua di pegang kepala desa. Ya, saya TPK tapi tidak tahu menahu pekerjaan tersebut, untuk perencanaannya ya tahu awal rencana tahu anggaran Juga Tahu tapi untuk pelaksanaannya kesananya ya tidak tahu,
Waktu pembelanjaan tidak tahu semua di handle sama Pak Lurah,” beber Casmuri.
Casmuri juga menambahkan, TPK itu tetap dibentuk, tetapi tidak difungsikan. Kenyataannya ketika uang cair bendahara cuma ambil uang saja, setelah ngambil ya sudah yang mengerjakan dan yang cari tenaga kerja Pak Lurah semua. Untuk pekerjaan menggunakan Anggaran Dana Desa (DD) tahun tahap 1 sebesar 125 juta . Untuk volume panjang 1.119 meter, lebar ada yang 4 meter ada yang 3,5 meter.
“Misalkan pekerjaannya sesuai tidak masalah bagi saya, saya yang jadi sorotan masyarakat. Masyarakat sempat menanyakan hasilnya kok seperti itu, baru berapa hari sudah ngelupas,” keluh Casmuri.
Terpisah, Sunoto Kepala Desa saat ditemui diruang kerjanya tidak membantah adanya warga komplain terkait hasil pekerjaan pengaspalan tersebut dan berjanji bertanggung jawab akan memperbaiki.
“Iya warga pernah komplain ke rumah saya, habis lebaran, terus tadi malam terjadi kesepakatan saya siap untuk memperbaiki.
Walaupun ini di pihak ketigakan yang namanya pak lurah itu yang bertanggung jawab, tidak usah ke penyedianya”, ungkap Sunoto, Selasa(2/5/23).
Sunoto juga mengaku dikerjakan pemborong asal dari Pemalang. Selama dua tahun menggunakan orang lokal terus, karena ada sesuatu hal kita mencoba menggunakan orang lain, kata dia.
“Iya yang mengerjakan orang pemalang.
Dulu kita juga pernah dengan pak limbur Khumadi Orang sini orang lokal. Terkait TPK kalau sini itu semua kita fungsikan, terutama kalau yang di kerjakan sendiri. Seperti misalnya pembangunan TPQ, itu malah saya tidak ikut campur sama sekali. Kalau masalah yang pengaspalan itu koordinasinya itu hanya awal, ini mau menggunakan pak limbur, ini mau menggunakan ini, tahunya hanya seperti itu. Terkait pembelian material semua pemborongnya di all in,” bebernya.
Laporan: Tim
Editor: Budi Santoso