Foto bersama Direktur Teknologi Informasi (TI) BPJS Kesehatan Edwin Aristiawan bareng Direktur Utama RSHU Surabaya Didi Dewanto di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya (27/6) Foto: SDM Komlik
SURABAYA, BIDIKNASIONAL.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus meningkatkan transformasi mutu layanan melalui digitalisasi di berbagai aspek. Hal tersebut diharapkan akan berdampak bagi kepuasan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap layanan serta Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Direktur Teknologi Informasi (TI) BPJS Kesehatan Edwin Aristiawan menegaskan bahwa wajah baru pelayanan kesehatan harus dihadirkan dalam bentuk mudah, cepat, dan setara.
“Kami melakukan kunjungan untuk meninjau pengimplementasian dan pemanfaatan layanan digital, sekaligus memberikan penghargaan kepada rumah sakit-rumah sakit maupun faskes yang mempunyai komitmen meningkatkan mutu layanan dan mengimplementasikan layanan digital yang disediakan oleh BPJS Kesehatan. Rumah Sakit Husada Utama (RSHU) bukan hanya mengimplementasikan tapi sudah memanfaatkan antrean online menggunakan Aplikasi Mobile JKN,” ungkap Edwin di Surabaya, (27/06).
Pria asli arek Suroboyo ini menemukan adanya penggunaan Virtual Claim (V-Claim) di Poli rawat jalan RSHU.
Edwin menyampaikan, target mencapai transformasi digital untuk RSHU sendiri ada beberapa tahapan lagi antara lain Elektronik Surat Elegibilitas Peserta (SEP). Selain itu juga penggunaan fingerprint, elektronik farmasi di RSHU yang telah terkoneksi dengan jaringan IT nya BPJS Kesehatan, dan elektronik medical record yakni elektronik yang nantinya paperless.
“Diharapkan kedepan dengan digitalisasi transformasi digital, rumah sakit semakin efisien, sehingga bisa mengelola operasionalnya dengan sangat baik. Kemudian dengan adanya V-Claim yang sudah benar-benar paperless nanti diharapkan makin cepat, kita melakukan verifikasi sehingga lebih cepat pembayarannya,” sebutnya.
Transformasi digital selanjutnya adalah Smart klaim, lanjut Edwin, artinya elektronik klaim yang diengkapi dengan artificial intelegent. Ia mengungkapkan, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga mempercepat proses verifikasi, sehingga yang tidak sesuai bisa segera dikembalikan ke rumah sakit untuk diperbaiki.
“Harapan saya rumah sakit ini menjadi contoh di Surabaya, karena rumah sakit rumah sakit yang bagus seperti ini jarang yang punya komitmen dengan berbagai alasan. Di sini, sebagai contoh ada beberapa Champion Hospital dalam konteks transformasi digital di Indonesia untuk bisa memberi contoh kepada rumah sakit rumah sakit yang lain. Ayo, kita besarkan JKN ini dengan cara yang modern dan juga berkualitas serta bermartabat dengan digitalisasi dan transformasi digital,” ujar Edwin.
Edwin menambahkan transformasi mutu layanan dalam Program JKN pelayanan kesehatan kepada peserta JKN diharapkan anti ribet tanpa ada fotocopy berkas serta tidak ada diskriminasi layanan terhadap peserta JKN. Lebih dari itu, adanya Aplikasi Mobile JKN, peserta juga mendapatkan kepastian layanan.
“Saat melakukan Komunikasi dengan pasien yang hari ini berkunjung di RSHU, terbukti bahwa peserta JKN Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang iuran nya dibiayai pemerintah kota mendapatkan perlakuan sama dengan pasien umum. Kemudian dengan adanya transformasi digital penggunaan Aplikasi Mobile JKN, pelayanan menjadi lebih cepat, cukup 1 – 2 jam sudah terlayani,” ungkap Edwin.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Direktur Utama RSHU Surabaya Didi Dewanto menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung penuh transformasi layanan digital. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada BPJS kesehatan atas kunjungan Direktur TI di RSHU.
“Mengenai hal yang belum tersedia salah satunya yaitu Elektronic Medical Record yang nantinya paperless, semua ini ujungnya adalah membantu kepuasan pelayanan pasien. Tentunya kami sangat siap terutama jika ada tiap dari BPJS Kesehatan yang dapat membantu untuk hal tersebut, toh yang diuntungkan adalah RS kami dan masyarakat. Terutama untuk elektronik farmasi, justru sangat menghemat waktu, sehingga kami siap berkolaborasi jika ada tim dari BPJS Kesehatan yang membantu,” ucap Didi.
Didi mengungkapkan bahwa pihaknya juga turut mendukung layanan cepat, mudah dan setara kepada pasiennya sehingga di RSHU tidak ada diskriminasi. Ruang Poliklinik layanan di satukan dilantai 2, hanya loket pendaftaran yang berbeda.
“Tujuannya agar dapat memecah antrean. Semua pelayanan kami setara, cepat dan tidak ada pembedaan baik PBI maupun yang mandiri perorangan. Disini cukup menggunakan KTP atau NIK sudah bisa terlayani. Bahkan apabila masyarakat Surabaya yang sakit dan belum menjadi peserta JKN, bisa kita ajukan melalui edabu jamkesda. Harapannya tentu saja kami ingin selalu meningkatkan pelayanan, termasuk dengan melakukan transformasi digital dan mendapatkan penghargaan dari BPJS Kesehatan,” pungkas Didi.
Laporan: rn/ws/red
Editor: Budi Santoso