JATIMSURABAYA

Program JKN, Selamatkan Hidup dan Harapan Masyarakat Kurang Mampu

Nursani (56) warga Wonosari Lor Surabaya, menjadi peserta BPJS Kesehatan (Foto: SDM Komlik)

SURABAYA, BIDIKNASIONAL.com – Di tengah tantangan kesehatan dan biaya medis yang meningkat, Kartu Indonesia Sehat (KIS) melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan menjadi penolong bagi sebagian besar masyarakat, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Salah satunya adalah Nursani (56), seorang warga Wonosari Lor Surabaya, yang telah menjadi peserta BPJS Kesehatan sejak tahun 2014.

“Saya mengidap penyakit jantung dan diabetes melitus. Syukur alhamdulillah ada Program JKN ini, seluruh pengobatan rutin yang saya lakukan sejak tahun 2014 sampai sekarang ini, dibiayai oleh BPJS Kesehatan,” ungkap Nursani.

Saya berobat, lanjut Nursani, dua kali dalam seminggu sampai sekarang. Selama ini ia telah mengunjungi berbagai fasilitas kesehatan (Faskes), termasuk Puskesmas Karang Tembok yang kini telah berubah menjadi rumah sakit, Puskesmas Wonokusumo, RSUA (Rumah Sakit Universitas Airlangga), dan Rumah Sakit (RS) Al-Irsyad.

“Awalnya dulu pertama periksa ke dokter di Puskesmas Karang Tembok, ternyata beliau merujuk saya ke poli penyakit jantung dan poli penyakit dalam di RS Al-Irsyad. Suami bekerja sebagai penarik becak, jadi saya dibawa pada saat berangkat, dan pulangnya saya naik angkot,” tutur Nursani.

Namun, saat itu Nur masih berstatus umum, dan biayanya cukup besar. Ia dan keluarganya kemudian memutuskan untuk menjual barang-barang berharga yang dimilikinya untuk melakukan pemeriksaan jantung dan kondisi pengapuran di kakinya.

“Waktu itu jual cincin dan berhasil mendapatkan uang sekitar Rp. 1,5 juta. Setelah berobat, total biayanya mencapai Rp. 1.770.000, masih kurang,” kenang Nursani.

Nur kemudian diarahkan untuk menggunakan BPJS Kesehatan oleh pihak administrasi RS Al-Irsyad karena biaya perawatan penyakit jantung yang mahal dan kebutuhan untuk poli ortopedi. Oleh petugas rumah sakit, ia diarahkan pergi ke kelurahan untuk mendaftarkan diri agar mendapat pembiayaan oleh pemerintah.

“Saya akhirnya mendapatkan kartu peserta JKN dari pemerintah pada tahun 2014. Waktu itu namanya jamkesmas. Sejak saat itu, saya selalu membawa kartu ini kemanapun saya berobat. Kartu ini adalah kartu BPJS Kesehatan aktif terdaftar dalam kepesertaan Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibayarkan oleh Pemerintah,” jelas Nursani.

Nur menjalani pengobatan rutin di RS Al-Irsyad, dengan kunjungan ke poli jantung, ortopedi, dan poli penyakit dalam. Ia berharap bahwa BPJS Kesehatan dan Program JKN ini akan terus hadir dan membantu masyarakat kurang mampu seperti dirinya. Ia pun menyampaikan rasa syukurnya, 

“Saat berobat meskipun berstatus peserta yang dibayar pemerintah, saya tidak pernah merasa dibeda-bedakan. Kalau tidak ada Program JKN ini, saya tidak tahu bagaimana memenuhi kebutuhan pelayanan medis saya. Penghasilan suami hanya cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Biaya perawatan dari awal sampai sekarang mungkin tidak terhitung lagi jumlahnya,” ujar Nursani.

Pengalaman Nur adalah bukti konkret tentang bagaimana Program JKN dan BPJS Kesehatan memberikan perlindungan dan layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kurang mampu. Program ini telah menjadi penyelamat hidup dan harapan bagi banyak orang dalam menghadapi berbagai tantangan kesehatan.

“Saya berterima kasih kepada pemerintah dalam hal ini BPJS Kesehatan, atas kemudahan akses dan perawatan yang telah diberikan. Berkat program ini, pengobatan selalu rutin, tanpa berfikir harus membawa uang untuk menebus obat. Bahkan terkadang saya bisa mendapatkan obat tambahan dari dokter. Semoga kualitas pelayanan Program JKN bisa terus ditingkatkan dan menjadi penolong masyarakat kurang mampu seperti kami. Terima kasih BPJS Kesehatan, semoga selalu diberikan kelancaran dalam menjalankan program yang mulia ini,” tutup Nursani.

Laporan: rn/ws/red

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button