JATIM

Kepala Bidang GTK Dispendik Surabaya Melarang Guru Kontak Fisik Dengan Murid

SURABAYA, JATIM, BN – Dalam rangka pelatihan kepribadian guru Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan  (PJOK) tingkat SDN dan SMP Negeri di Surabaya, Jumat (5/10) di SMPN 26 Surabaya, Mamik Suparmi, Kepala Bidang Guru Ketenagakerjaan (GTK) Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengajak guru mengajar dengan sepenuh hati.

Mewakili Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Mamik menjelaskan pelatihan kepribadian guru ini sangat penting untuk dilakukan karena maraknya guru-guru yang bermasalah.

“Saat kami baru menjabat Kepala GTK, laporan yang masuk kepada kami terkait guru bermasalah cukup banyak. Terbanyak adalah guru agama ringking satu, sedangkan untuk guru PJOK menduduki peringkat ke kedua. Untuk itu wajib hukumnya guru-guru mengikuti kepelatihan kepribadian,” terang Mamik.

Selain menjelaskan tujuan yang mendasari dilakukan pelatihan kepribadian guru, Mamik juga mengajak guru mengajar dengan sepenuh hati.

“Kita sebagai guru akan capet jenuh, emosi dan lelah kalau kita berkerja tidak sepenuh hati. Tapi kalau kita sudah niat atau nawaitu, semua yang kita lakukan dengan hati apa yang kita kerjakan tidak akan terasa tahu-tahu sudah sore, gak akan capek,” tuturnya.

Mendidik anak-anak, kata Mamik harus seperti melayani tuhan, Sehingga tidak ada anak kita yang terlantar.

“Kalau kita melayani anak-anak dengan sepenuh hati, Insya Allah tuhan akan memberikan balasanya tanpa kita sadari,” jelas Mamik sambil menceritakan pengalamanya saat mengajar di daerah terpencil sampai di pindahkan ke Kota Surabaya.

Mamik berpesan kepada guru PJOK yang hadir dalam pelatihan kepribadian ini agar menghindari anak-anak dengan kontak fisik dan membentak.

“Jangan sekali-kali menyentuh anak dengan fisik (cantoh: mencubit dsb) sentuhlah anak-anak dengan kata-kata dan jangan sekali-kali mengatakan anak-anak dengan kata-kata membentak, berkatalah dengan manis kepada anak-anak kita,” pesan Mamik.

Terkait permasalah jam mengajar PJOK yang dinilai melebihi 24 jam, Mamik menjelaskan kebijakan itu diambil untuk mengantisipasi droping Guru PNS

“Saat nantinya ada droping guru PNS PJOK awal 2019, kita akan kembali ke 24 jam, sehingga tidak ada guru PJOK yang di PHK,” terangnya.

Dalam kesempatan ini, Mamik mengajak guru PJOK agar ikut berpartisipasi dalam menyambut hari guru.

“Kami minta harus ada 100 guru PJOK SD dan SMP ikut membuat inovasi dalam pengembangan pembelajaran, tulisan agar di aploud di web dispendik.surabaya.go.id,” pungkas Mamik. (ags)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button