JATIMSIDOARJO

Luluk Nur Hamidah Bacagub PKB Soroti Pasar Induk Puspa Agro yang Terbengkalai

Bacagub Jatim dari PKB, Luluk Nurhamidah saat berdialog dengan pedagang. (Foto: Teddy Syah/Bidiknasional.com)

SIDOARJO, BIDIKNASIONAL.com – Bakal Calon Gubernur Jawa Timur, Luluk Nur Hamidah, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi Pasar Induk Puspa Agro di Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Pasar yang diresmikan pada 2013 itu kini tampak terbengkalai dan tidak terurus. Padahal, pasar ini sempat digadang-gadang sebagai pasar terbesar kedua di Asia Tenggara setelah pasar serupa di Thailand.

Dalam kunjungannya pada Kamis (12/9), Luluk menyempatkan diri berdialog dengan para pedagang yang masih bertahan berjualan di tengah kondisi pasar yang memprihatinkan. “Pasar ini punya potensi besar untuk menjadi pusat perdagangan agribisnis nasional. Namun, sangat disayangkan jika dibiarkan mangkrak seperti ini,” ujarnya.

Luluk, yang diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai bakal calon gubernur, menekankan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur perlu turun tangan. “Pasar seluas 50 hektar ini dibangun dengan anggaran yang sangat besar, Rp 585 miliar. Ini bukan jumlah kecil, dan sudah seharusnya ada pengelolaan yang baik untuk memastikan keberlanjutannya,” tegasnya.

Dia juga menyoroti peran pemerintah provinsi selama ini yang dinilainya kurang maksimal dalam mengelola pasar. Menurutnya, gubernur sebelumnya seharusnya melanjutkan pembangunan dan penataan pasar agar tetap relevan dan bisa meningkatkan perekonomian daerah. “Pembangunan sebesar ini jangan dibiarkan sehingga bisa menjadi monumen yang mangkrak,” tambahnya.

Sejak diresmikan, Pasar Induk Puspa Agro memang diharapkan menjadi pusat distribusi produk agribisnis terbesar kedua di Asia Tenggara. Dengan kapasitas 15 ribu stan pedagang, pasar ini seharusnya menjadi penopang ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Jawa Timur. Namun, kondisi di lapangan jauh dari harapan.

Banyak pedagang mengeluhkan rendahnya jumlah pembeli dan kurangnya perhatian dari pihak pengelola. Beberapa fasilitas pun sudah mulai rusak karena kurangnya perawatan. “Kami di sini bertahan, tetapi tidak banyak perubahan yang terjadi sejak pasar ini dibuka,” ujar Budi, salah satu pedagang.

Luluk pun berjanji akan mendorong adanya perubahan yang nyata jika dirinya terpilih sebagai gubernur Jawa Timur. Salah satu fokusnya adalah penataan pasar secara berkala dan berkelanjutan. Menurutnya, pasar seperti Puspa Agro harus mendapatkan perhatian lebih agar misi awal pembangunan bisa tercapai.

“Kita perlu membuat kebijakan yang memungkinkan adanya revitalisasi secara bertahap. Pasar ini harus tetap hidup dan berkembang, bukan hanya menjadi bangunan kosong yang memakan anggaran besar,” katanya.

Luluk juga mengusulkan adanya program pemberdayaan pedagang kecil di pasar tersebut. “Pemerintah harus memberikan pelatihan dan akses modal kepada para pedagang agar mereka bisa bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat,” jelasnya.

Tak hanya itu, dia juga berharap ada sinergi antara pemerintah daerah dan pusat dalam memastikan keberlangsungan pasar induk ini. “Dengan sinergi yang baik, saya yakin Puspa Agro bisa menjadi pusat perdagangan yang tidak hanya menopang ekonomi Jawa Timur, tapi juga menjadi kebanggaan nasional,” tandasnya. (Ted)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button