JATIMLAMONGAN

Disposal JLU Dibuang ke Lapangan Gajah Mada Lamongan

Disposal proyek Jalan Lingkar Utara (JLU) ke lapangan Gajah Mada di Jalan Sumargo, Kabupaten Lamongan. Lamongan, Jawa Timur (Foto: Arif Mustofa BN Lamongan)

LAMONGAN, BIDIKNASIONAL.com -Kegiatan pembuangan matrial pedel atau katel disposal (tempat pembuangan tanah urug) pekerjaan urugan, dari proyek Jalan Lingkar Utara (JLU) ke lapangan Gajah Mada di Jalan Sumargo, Kabupaten Lamongan. Lamongan, Jawa Timur.

“Berkaitan dengan proyek pemadatan lapangan Gajah Mada disposal JLU ke lapangan Gajah Mada itu hibah dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah dalam hal ini pak Bupati Lamongan,” kata Siti Zulkah, Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPRKP-CK) Kabupaten Lamongan di ruang kerjanya.

Matrial pedel (katel) urugan ini kata dia, dari surat hibah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 4.5 Provinsi Jawa Timur, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali kepada Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam hal ini Bupati Lamongan sebagai penerima hibah Disposal JLU.

Disampaikan Zulkah sapaannya, disposal hibah matrial JLU dari surat hibah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 4.5 Provinsi Jawa Timur, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali kepada Pemerintah Kabupaten Lamongan. “Kita kepadanya, bahwa Lamongan sudah siap untuk kesiapan lahan disposal,” jelasnya.

“Disposal tanah urugan JLU sesi satu dan dua, tetapi MoU (Memorandum of Understanding) atau “nota kesepakatan” penerima hibahnya tetap ke pak Bupati. Disposal hibah matrial JLU semua menjadi wewenang dari Pemerintah Pusat. Kalau sudah dihibahkan itu berarti sudah memenuhi dan sudah ada umurnya, dan semua sudah ada perhitungannya sendiri,” kata Zulkah.

Ditanya, selain disposal hibah matrial JLU berapa anggaran dari APBD untuk kegiatan pemadatan lapangan Gajah Mada. Zulkah menyebutkan, “Kurang lebih 3 Miliar, total anggaran pemadatannya 2 Miliar”.

Lanjutnya, “Saat pemaparan di Kejaksaan kemarin, pekerjaannya adalah pematangan lahan yang semula 2 ha, itu tanahnya kita beli, tanah dan pedel tapi kemudian ada hibah jadi 9 ha. Berupa ongkos kerja, hibah dari disposal. Kemudian ada akses jalan untuk sirkulasi, habis itu agregat (batu atau granular material) dan aspal,” jelasnya.

“Sebagian ada pembangunan toilet satu unit enam kamar. Kemudian ada lampu penerangan umum. Jadi, bahwa kita meganggap menuntaskan disitu (pemadatan lapangan Gajah Mada) itu, sehingga tahun depan ketika ada pembangunan tidak memikirkan urugan lagi, itu yang pertama,” ungkapnya.

Selain itu menurutnya, akses jalan itu untuk memudahkan jika ada event-event itu lampu penerangan umum.juga sudah siap. Orientasi kegiatan Pemerintah Daerah tidak harus terfokus di alun-alun lagi, sudah mulai geser. Jadi untuk mengenalkan sudah ada toiletnya sudah ada lampu-lampu minimal mengenalkan.

Meskipun, imbuh Zulkah, lapanganya masih beralaskan pedel tetapi nanti sebagian sudah beraspal seperti itu. Maksud kami sudah bisa dipergunakan dan sebagian banyak masyarakat belum mengetahui itu, ulas Zulkah, jadi agar tidak di alun-alun saja dan sudah mulai bergeser.

Jadi, tambah Zulkah, nanti pergerakan orang-orang (warga masyarakat Lamongan) sudah mulai pecah dan bukan di alun-alun saja dan bisa menghidupan kawasan itu, orang tidak capek-capek harus ke alun-alun, tapi disitu sudah ada dan sudah bisa. Kita selalu berupaya yang terbaik untuk masyarakat,” tutupnya.

Reporter: Arif Mustofa
Editor : Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button