Minggu ke-2 Pembersihan, 16 Persen Area Sungai Terbebas Tumpukan Enceng Gondok
KOTA PEKALONGAN, BIDIKNASIONAL.com – Upaya penanganan dan pembersihan tanaman enceng gondok yang tumbuh subur di sepanjang aliran Sungai yang ada di Kota Pekalongan terus digalakkan oleh Pemerintah Kota Pekalongan baik menggunakan alat berat maupun manual. Aktivitas pembersihan eceng gondok dilaksanakan setiap Selasa dan Kamis yang dimulai sejak 15 Oktober 2024 lalu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan, Sri Budi Santoso melalui Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan dan Pengelolaan RTH, Adi Usnan, pada Kamis, 24 Oktober 2024 telah memasuki minggu kedua atau sudah keempat kali pelaksanaan pembersihan enceng gondok dilakukan.
“Kami menghitung keberadaan eceng gondok dari sisi panjang, mulai Bendung Gerak di Panjang Wetan sampai Kuripan, itu sepanjang 8,6 kilometer. Area yang sudah terbebas, sekitar 1,4 kilometer atau 16 persennya. Dimaan, kurang lebih 50 meter dikerjakan menggunakan excavator, selebihnya dilaksanakan manual oleh tim jogo kali sejak 3 bulan lalu,” katanya saat dikonfirmasi via telepon, Jumat petang (25/10/2024).
Menurutnya, kendala dalam pembersihan ini adalah dikarenakan jumlahnya banyak, dalam penyekatan eceng gondok dilakukan menggunakan perahu dan dayung, tidak menghidupkan mesin. Sebab, jika mesin dihidupkan, eceng gondok justru akan menyangkut di baling baling. Hal ini yang membuat proses penyekatan sedikit memakan waktu dan tentunya lebih menguras energi, ditambah dengan terik matahari yang cukup panas di musin kemarau ini. Kendala lain, terkadang menjumpai medan yang sulit untuk diakses. Dari hasil pembersihan ini, saat ini sementara limbah enceng gondok yang berhasil terangkut kemudian dibuang di tanah bengkok depan SMP IT Boarding School Assalaam Pekalongan.
” Tim kami bagi tiga, di wilayah Bendan Kergon 36 orang, wilayah Jembatan Gambaran ada 41 orang dan yang di depan MediLab ada 5 orang dibantu dari BPBD 8 orang. Kami juga sangat terbantu dengan adanya program padat karya dari Dinperinaker yang memberdayakan dan melibatkan warga sekitar,” ucapnya.
Dari hasil sinergi kegiatan padat karya ini, Adi mengaku bersyukur bisa membantu percepatan pembersihan enceng gondok. Dimana, saati ini untuk daerah Bendan kergon, ini sudah bisa terbebas dari tumpukan enceng gondok yang dimulai dari tikungan Jagalan sampai belakang Griya Batik Mas. Sedangkan, di sekitar Jembatan Gambaran, ini sudah sampai di belakang eks Polwil. Pihaknya berharap, sampai selesainya padat karya, seluruh aliran sungai bisa terbebas dari tanaman enceng gondok agar air sungai bisa mengalir lancar dan mencegah banjir.
Lanjut Adi menambahkan, sebenarnya limbah enceng gondok ini bisa dijadikan pupuk kompos, maupun pakan ternak, dan sudah ada beberapa komunitas yang telah melakukan uji coba. Namun, yang menjadi kendala adalah antara volume enceng gondok dengan SDM yang membersihkan lebih banyak volume enceng gondok, sehingga perlu adanya penularan kreativitas limbah enceng gondok di tengah masyarakat. Ia mengaku sangat terbuka dan senang jika ada usaha yang mengolah eceng gondok menjadi kerajinan. Hal ini tentu akan menjadi peluang usaha yang bagus, terlebih jika bisa sampai melakukan ekspor.
” Disamping dapat mengurangi perkembangbiakan eceng gondok yang tidak terkendali, keberadaan eceng gondok menjadi bahan baku yang melimpah untuk peluang usaha tersebut. Kami membutuhkan informasi-informasi atau link usaha yang mau menggunakan eceng gondok sebagai bahan baku,” pungkasnya.
Laporan: Dian
Editor: Budi Santoso