BERITA UTAMAJATIM

Proyek Pelabuhan Perikanan Kota Pasuruan Main-main ?

Sisa Material Rp 5, 4 Milyar Dipertanyakan 

Drs Edy Sutanto, SH, saat mengecek sisa material site pile yang tidak terpasang.

PASURUAN, JATIM, BN – Proyek pembangunan pelabuhan perikanan kota Pasuruan patut diusut oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Pasalnya proyek tersebut selain tidak tuntas sesuai kontrak, juga ditemukan sisa material berupa site pile sekitar 271 batang seharga Rp 5, 4milyar lebih .

“Bagaimana bisa proyek yang sudah disusun sesuai rencana kok ada pekerjaan tidak tuntas dan ada sisa material yang tidak terpasang. Ini jelas ada indikasi proyek tersebut ‘main-main’ untuk mengeruk uang negara, ” komentar Agus, S.Pd,  sekjen LSM KPN (Koalisi Pengawasas Nasional) pada BN.

Hasil investihasi BN di lokasi memang ditemukan sisa material berupa site pile buatan Wika Beton sebanyak 271 batang. Jika harga satu site pile Rp 20 juta berarti ada anggaran negara Rp 5,4 Milyar digunakan untuk beli barang yang sia-sia alias tidak digunakan.

Sementara Arif selaku Kabid Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim ketika dikonfirmasi BN mengaku jika ada site pile yang belum terpasang. “Memang belum terpasang karena saat akan dipasang ternyata lahan nya belum dibebaskan oleh Pemkot Pasuruan, jadi urung dipasang. Tahun ini dianggarkan lagi untuk pemasangan,” ujar Arif , sambil mengatakan saat proyek dikerjakan dirinya belum jadi Kabid Perikanan Tangkap.

Seperti diberitakan BN edisi 712, Proyek pembangunan pelabuhan perikanan Kota Pasuruan APBD  Jatim 2018 Rp 19,7 m, pemenang tender PT MAHAKARYA TUNGGAL ABADI, Penanggungjawab Siswanto, PPP (Pejabat Pembuat Komitmen) Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Pemrov Jatim patut diusut.

Berdasarkan investigasi BN dan LSM KPN (Koalisi Pengawas Nasional) di lapangan ditemukan ;  Di lokasi pekerjaan ditemukan sisa material site pile (tiang pancang) sebanyak  271 batang. Tidak jelas apakah itu material lama yang gagal dipasang atau pengadaan baru 2019.

“Dari pandangan kasat mata, site pile  ini terlihat  sisa material lama yang gagal dipasang. Apa alasannya material ini tidak dipasang,” ujar Drs Edy Sutanto, SH, direktur LSM KPN yang ikut mengecek ke lokasi pekerjaan.

Selain itu, terlihat pekerjaan site pile untuk dermaga tidak tuntas, ada yg belum dikerjakan. Ada indikasi pekerjaan tersebut tidak dilakukan oleh kontraktor pelaksana.

Begitu juga,  pengurukan kurang pemadatan disana-sini banyak yang berlubang dan ambles. Yang mengherankan, kualitas sirtu uruk bermutu jelek, mirip tanah liat. Diduga tidak lolos hasil uji laboratoriun. “Apakah sirtu seperti ini lolos uji lab,” tanya Edy di lokasi pekerjaan.

Tim juga menemukan  pagar sudah ada yang pecah-pecah  dan pemasangan terlihat tidak siku alias  miring. Bahkan, ada sisa material pagar precast yang tidak terpasang dan pecah-pecah, sehingga terlihat kualitas pagar sangat jelek. Yang patut dipertanyakan juga  ketebalan rabat beton, antara sisi satu dengan sisi lainnya tidak sama ketebalannya. “Apakah rabat beton ini sudah sesuai RAB atau tidak,” Tanya Edy.

Sementara Siswanto selaku PPK Tangkap DKP Jatim ketika dikonfirmasi BN via saluran whatshap tidak menjawab, meski telah dibaca dan dibuka. Pihak Kejaksaan Tinggi Jatim selaku tim TP4D seharusnya turun ke lapangan untuk mengusut kasus ini. Lebih jelasnya ikut laporan BN pada edisi mendatang. (es/bersambung edisi depan)

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button