Emak-Emak Penatarsewu, Antusias Ikuti Sosialisasi Advokasi Dan Kie Program KKBPK
SURABAYA, JATIM, BN – Puluhan warga Desa Penatarsewu, Kecamatan Tanggulangin di dominasi emak-emak berbondong-bondong mendatangi kantor balai desa setempat.
Kedatangan mereka ini, mengikuti kegiatan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta sosialisasi Advokasi dan KIE Program KKBPK (Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga), oleh Dra. Lucy Kurniasari anggota DPRRI Komisi IX , dihadiri Kepala Bidang KBKK Sidoarjo Heny Kristiani S.pd MM, Rabu (27/03) siang.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Komisi IX, Dra. Lucy Kurniasari menjelaskan, kepala daerah Sidoarjo ini luar biasa.
“Kalau pusat bikin program, biasanya daerah-daerah lain belum tentu seperti Kabupaten Sidoarjo. Saat di canangkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 2016, untuk masing-masing daerah di bentuk 1 kampung KB. Seperti halnya Sidoarjo satu, Surabaya satu,” ucapnya.
Kemudian berikut di Tahun 2017 dan seterusnya, di bentuk pada setiap kecamatan itu satu. Selama tiga tahun di Kabupaten Sidoarjo, sudah terbentuk 43 kampung KB. Sedangkan di Surabaya saat ini, masih hanya berjumlah 23 kampung KB.
“Kita juga bisa membantu mensukseskan program nawacita, yakni meningkatkan kwalitas hidup manusia,” terang Lucy Kurniasari.
Diungkapkan Lucy Kurniasari, meningkatkan kwalitas hidup manusia, ada tiga paradigma yaitu pola hidup sehat, bagaimana kita memberikan edukasi pengetahuan terhadap masyarakat. Karena kondisi sekarang, banyak yang sakit daripada yang sehat.
“Sekarang ini BPJS, namanya BPJs itu devisit setelah dilihat datanya banyak yang sakit daripada yang sehat,” ungkap Lucy Kurniasari.
Sedangkan Ā BPJS itu yang sehat mensubsidi yang sakit. Sehingga merugi mencapai 10 triliun, penyakit-penyakit saat ini lebih banyak penyakit tidak menular. Era tiga puluh tahun yang lalu, terdapat penyakit menular seperti penyakit TBC dan sudah bergeser.
Karena kita di paradigma hidupnya tidak sehat, banyak merokok, minum alkohol, dan minimnya konsumsi sayuran, buah. Serta enggan memeriksakan kesehatan secara rutin, jarang berolah raga.
“Minimal upayakan 30 menit, dalam sehari untuk berolah raga. Kitapun juga menggalakkan skala program, yakni gerakan masyarakat hidup sehat,” tambahnya Lucy Kurniasari.
Masih kata Lucy Kurniasari, paradigma kedua yaitu pelayanan kesehatan yang harus di tingkatkan. Melalui pemeriksaan di klinik, atau puskesmas terdekat. Dan kita di permudah dengan menggunakan kartu BPJS Kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat. Selanjutnya, paradigma ketiga adalah jaminan kesehatan nasional yang sebelumnya kami sebutkan.
“Jangan sampai peran seorang ibu, digantikan dengan handpone. Melihat kondisi sekarang ini, sangat memperihatinkan. Lihat saja anak kita setiap hari, kemana-mana selalu membawa handpone dan kerap berbicara sendiri,” pungkas Lucy Kurniasari.
Kepala Desa Penatarsewu, Cholik mengatakan di desa kita termasuk Ā tergolong kampung KB. Dan itupun terdapat di dua desa, di wilayah Kecamatan Tanggulangin.
“Pada intinya tujuan kami, tidak ada maksud dan tujuan lain. Selain sosialisasi advokasi dan Kie Program KKBPK,” ujarnya .
Solikha (46) salah satu peserta sosialiasi mengakui, adanya kegiatan ini minimal dapat memberikan ilmu, wawasan, pengetahun. Sehingga kedepanya lebih mengerti, dan paham tentang KB. (boody/gus)