NTT

Mentri P&K RI Dan Wagub NTT Pantau UNBK Tingkat SMP Di Perbatasan RI-RDTL

ATAMBUA, NTT, BN – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Muhadjir Effendy bersama Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Yosef A. Nae Soi memantau lokasi Ujian Nasional Berbasis Computer (UNBK)/ Computer Based Test (CBT) Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMAN 1 Atambua, Rabu (24/4/2019).

Bupati Belu, Willybrodus Lay dalam sambutannya, mengucapkan selamat datang kepada menteri bersama rombongannya sembari menceritakan tentang jumlah bahasa daerah dan budaya tarian di Kabupaten Belu.

Menurut Lay, dengan adanya peristiwa exodus warga ex Timor- Timur, jumlah bahasa daerah di Belu bertambah. Tetapi, bahasa yang digunakan sehari- hari, sebagian besar bahasa Tetun.

Menyinggung budaya, Lay menjelaskan tarian khas orang Belu adalah tarian Likurai. Tarian ini sudah difestivalkan dalam event Festival Fulan Fehan (F3) tahun 2018 dengan jumlah peserta 600 penari.

Pada Agustus mendatang, tarian Likurai ini menjadi satu tarian yang siap ditampilkan di Istana Merdeka Jakarta pada peringatan hari Kemerdekaan RI, (17/8/2019) dengan jumlah penari sebanyak 150 orang.

Mengingat, pendidikan sangat penting dan sejalan dengan salah satu program favorit presiden Jokowi tentang revolusi mental, Lay menawarkan salah satu programnya kepada menteri P&K.

Lay minta pemerintah pusat melalui menteri untuk membangun satu pusat pelatihan keterampilan, berupa lembaga pendidikan vokasi yang adalah pendidikan tinggi untuk menunjang penguasaan keahlian terapan tertentu, meliputi program pendidikan diploma (diploma 1, diploma 2, diploma 3 dan diploma 4) yang setara dengan program pendidikan akademik Strata 1. Lulusan pendidikan vokasi ini akan mendapatkan gelar vokasi.

Berkaitan dengan hal ini, Lay menyinggung tentang tingginya kasus human traficking di NTT sebagai akibat dari minimnya keterampilan.

Anak- anak di Belu terpaksa merantau ke luar lantaran tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk menghidupi diri dan keluarga. Kalaupun sempat berangkat ke luar tetapi terpaksa dipulangkan karena tidak berbekal keterampilan yang cukup.

Alasan inilah yang memotivasi Lay untuk menawarkan program pembangunan pusat pendidikan vokasi. Lay pun bersedia memberikan lahan miliknya seluas 40 hektar kepada pemerintah, jika disetujui.

“Selamat datang pak menteri bersama rombongan. Terima kasih atas perhatian dari pemerintah pusat kepada kami di daerah batas melalui menteri P&K. Mohon pak Menteri mempertimbangkan permintaan kami menyangkut pembangunan pusat pendidikan vokasi ini” harap Lay.

Pada kesempatan itu, wakil gubernur NTT Yosef A. Nae Soi juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada menteri bersama rombongan yang sudah bersedia berkunjung ke wilayah NTT, khususnya Kabupaten Belu.

Nae Soi menegaskan tentang NTT sebagai Nusa Toleransi Terindah. Oleh karena itu, wajib diterapkan salam kebhinekaan, salam kebajikan. Shallom berarti damai dan salve berarti sejahtera. Nae Soi menyerukan kebangkitan penuh kedamaian menuju sejahtera dalam semua komponen.

“Shallom, salve, omsuastiastu, namobudaya, salam kebajikan,” katanya diikuti semua hadirin.

Sementara menanggapi usulan Bupati Belu terkait pembangunan pusat pendidikan vokasi, menteri menyarankan untuk segera dibangun satu community college, semacam pusat pelatihan di bawah wewenang Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti).

Menurut Effendy Untuk NTT tahun 2019, termasuk propinsi yang mendapatkan bantuan terbesar di sektor pendidikan baik melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun bantuan langsung dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Jumlah dana yang siap dialirkan ke NTT sebesar Rp. 3,7 triliun, terdiri dari dana non fisik Rp. 2,963 triliun dan dana fisik Rp. 747 miliar, belum termasuk tunjangan profesi guru negeri dan swasta.

Hal ini lanjutnya, sesuai dengan perintah presiden untuk diberikan perhatian khusus terhadap NTT dalam bidang pendidikan. Karena itu, Effendy menginginkan semua sekolah, tingkat SMP dan SMA di NTT harus memiliki laboratorium dan komputer demi mendukung era digitalisasi teknologi dan informasi.

“Tadi sudah diberikan secara simbolik bantuan laboratorium dan computer kepada tiga sekolah oleh dirjen kepada SMP 1, SMP 2 dan SMP Bina Karya. Tapi barangnya belum ada. Barangnya masih dilelang. Bulan Agustus, tolong diingatkan sama pak Dirjen-nya ya, biar tidak lupa,” pungkasnya.(anis ikun/jati).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button