Petani Desa Sidang Kurnia Meminta Pemkab Masuji Bangun Sumur Bor
MESUJI, LAMPUNG, BN – Dengan Kondisi geografi persawahan hanya 1 meter diatas permukaan laut, semakin lengkap masalah pendiritaan yang dihadapi petani-petani di Masuji karena sawah mereka selama ini tergantung curah hujan.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah setempat, dalam hal ini Dinas Pertanian, Dinas Pekerjaan Umum, bahkan Balai Besar Wilayah Sungai agar petani yang ada di Kabupaten Mesuji dapat memaksimalkan hasil panen padi mereka.
Tahun 2012 lalu, Optimasi lahan pertanian pernah dilakukan di beberapa desa di Kecamatan Rawajitu Utara ini khususnya. Namun usaha pemerintah ini terkesan sia-sia karena para petani tidak bisa memaksimalkan hasil panennya.
“Kalau bahasa kita petani-petani disini Cuci Kanal,”Ungkap Syarifuddin (45) warga Desa Sidang Kurnia yang lebih akrab disapa dengan alias Udin Alkon. Selasa petang (16/07/2019) kepada wartawan Bidik Nasional.
“Tapi sayang pak, meski kanal persawahan kita dicuci bersih bahkan dibangun cek dam, semua itu tak berpengaruh terhadap hasil panen kami. Masalahnya khan, geografi wilayah pertanian disini kontak dengan laut jawa. Air yang mengaliri persawahan kami disuplai dari laut jawa melalui aliran sungai Mesuji,” terang Syarifuddin.
Salah seorang warga desa yang tidak menyebutkan namanya mengatakan bahwa program-program pemerintah yang diberikan kepada petani masih belum bisa menghasilkan panen yang maksimal.
“Saya warga transmigrasi rintisan pertama pak. Dari sejak awal saya mengusahakan lahan persawahan, hingga kini program-program yang ada belum menampakkan hasil panen yang memuaskan. Struktur tanah persawahan kami bahkan hampir geografi wilayah Kecamatan Rawajitu Utara ini ‘Rawa’, makanya daerah ini disebut Rawajitu,”jelasnya.
“Tu pak, lihatlah…! Meski sudah dibangun ‘Cek Dam’ bahkan saat ini dibangun juga pintu-pintu air, bangunan itu sifatnya cuma mempompanisasi air asin saja. Tanaman padi kami setidak perlu air payau utamanya air tawar. Memang repot pak dengan kondisi persawahan tadah hujan ini,”keluhnya.
“Harapan kami, pemerintah membuatkan sumur bor otomatis yang titik-titik koordinatnya center terhadap areal persawahan yang terhampar. Saya yakin kok, itu lebih efektif ketimbang bangun Cek Dam dan Pintu air. Mungkin suatu masa nanti, anak-anak kami berhasil dalam eksperimen, menemukan bibit padi khusus air asin,” imbuhnya dengan tawa kecil. (Ind)