JATENG

Beras Asal Desa Barepan Klaten Siap Bersaing di Pasaran

Kades Barepan Menunjukkan Beras Siap Jual

KLATEN, JATENG, BN – Pemerintah Desa (Pemdes) Barepan Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten terus berupaya mengangkat potensi warga desa melalui kegiatan di penggilingan gabah yang merupakan unit usaha dari BUMDes Ngudi Makmur.

Penjelasan tersebut disampaikan Kepala Desa Barepan Irmawan Andriyanto kepada wartawan, Senin (30/7) pagi. Menurutnya, ide awal dimulainya kegiatan ini setelah melihat kenyataan sebanyak 60 persen masyarakat Desa Barepan merupakan petani.

“Kegiatan di slepan ini masih terkendala alat yang dimiliki. Kami membuat alat dari pompa air bekas yang tidak terpakai. Ada juga mesin slep yang sudah hancur. Dari situ kita manfaatkan untuk melakukan kegiatan di tempat slepan,” katanya.

Menurut Irmawan, aktivitas di penggilingan gabah ini sudah di mulai dari warga desa sendiri. Sifatnya berantai, gabah dari para petani yang sudah jadi beras dibeli oleh warga.

“Alhamdulilah beras yang dihasilkan di Desa Barepan sudah banyak yang memesan. Kemarin dari PKH Gunung Kidul sudah pesan ke kita. Ada juga PT yang bonafide di Surakarta yang ikut pesan. Contohnya, PT Batik Keris meminta untuk menyiapkan beras dari desa kami. Mereka (PT Batik Keris) ingin membantu kami untuk mengangkat potensi Desa Barepan,” jelas Kades.

Ia menambahkan, prusahaan lain seperti PT Batur yang bergerak di bidang pengecoran logam juga memesan ke BUMDes Ngudi Makmur untuk menyuplai koperasi perusahaan yang menyediakan bahan pokok.

“Keunggulan beras kami adalah pulen dan wangi. Bahkan beras asal Desa Barepan siap bersaing dengan beras dari daerah lain.Timbangan beras kami bisa dipertanggungjawabkan. Kualitas beras yang kami jual merupakan beras super nomor satu dan masuk brand beras Desa Barepan,” katanya.

Menurutnya, aktivitas di penggilingan gabah Desa Barepan masih terkendala fasilitas tempat untuk menampung beras. Hal tersebut berimbas pada tidak maksimalnya pesanan yang bisa diterima. Menurut Irmawan, BUMDes Ngudi Makmur melalui kegiatan slepan ini hanya mampu menerima pesanan maksimal sebanyak 10 ton beras dengan harga jual Rp 46 ribu tiap 5 kilogramnya.

Meski memiliki kendala dalam kegiatan operasionalnya namun Kades Barepan belum mau meminta uluran tangan dari pihak Pemkab Klaten. Menurutnya, hal tersebut hanya akan menimbulkan tanggungjawab moral bila mengalami kegagalan dikemudian harinya.

“Kami kuatir bila meminta bantuan namun tidak sesuai target. Lebih baik kita jalani ini saja dahulu. Namun bila memang Pemkab akan memberikan bantuan kami hanya ingin meminta penyedian lahan untuk menampung hasil dari slepan ini,” pungkasnya. (rkt)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button