Lakukan Video Conference dengan Presiden, Gubernur Upayakan Percepatan Pencegahan Covid-19
SURABAYA, JATIM, BN-Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Selasa (24/3) melakukan Video Conference dengan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas di gedung Negara Grahadi.
Dalam kesempatan itu, Khofifah menyampaikan percepatan pencegahan Virus Corona (Covid-19) secara efektif dan masif, hingga penanganan dampak sosial akibat pendemi virus tersebut di Jawa Timur.
Dilaporkan, bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan langkah cepat penanganan sehari setelah Pemerintah Pusat membentuk gugus tugas nasional. Pemprov Jatim langsung menggelar rapat koordinasi Forum Koordinasi Pimpina Daerah (Forkopimda) dan Badan Usaha Milik Negara yang bertekad gotong royong melawan Covid-19.
Kedua, Pemprov Jawa Timur juga sudah menyiapkan aplikasi untuk masyarakat luas tidak hanya warga Jatim saja. Laman untuk melakukan check up sendiri itu bisa melalaui website checkupcovid19.jatimpemprov.go.id.
“Kita bisa menembus tidak hanya di Jawa Timur tapi banyak negara apakah mungkin WNI, kemudian mereka mengunjungi laman checupcovid19,” ujarnya.
Diluar itu, Pemprov Jatim melakukan langkah pencegahan yang lebih masif. Langkah pencegahan yang lebih masif tersebut memanfaatkan teknologi digital dengan mengundang sekitar 15 ribu relawan untuk mengirimkan berbagai pesan edukasi akan waspada Covid-19.
“Kalau kemudian seluruh pesan, kontain-kontain yang masuk di handphone kita masing-masing semua nuansanya adalah misalnya lebih baik di rumah, keluar kalau ada sesuatu yang penting saja atau kita menjaga jarak interaksi, itu menjadi pesan umum yang diharapkan memberikan efektifitas dalam rangka upaya pencegahan ini,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden yang telah mengirim Alat Pelindung Diri (APD) sebanyak 10 Ribu.
“Tadi malam dan langsung kami bagikan kepada 63 rumah sakit yang menjadi rujukan,” tambahnya.
Terkait upaya Rapid Test (Tes Massal), ia berharap Pemerintah Pusat segera mengirim perlatan Rapid Test. Menurutnya, upaya sesungguhnya adalah screening awal, tapi kalau ketahuan positif tetap membutuhkan pemeriksaan dengan metode molekuler, yaitu menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan setelah di PCR akan dilakukan Reagen. Dan kemungkinan besok Rabu (25/3), 2000 Reagen Kit pesanan Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) akan datang.
Ia menambahkan, semua yang dilakukan tersebut bagian dari upaya percepatan-percepatan termasuk pengadaan Virus Transport Media (VTM) atau media untuk membawa sampel swab yang hanya dipunyai oleh Kementerian Kesehatan, dana belum diproduksi di Indoensia. (dji)