JABAR

Dugaan Oknum Disdik Subang Bermain Program DAK SDN Patut Diusut

SUBANG, JABAR, BN-Pelaksanaan program Dana Alokasi Khusus (DAK) di Kabupaten Subang Jawa Barat diduga ada permainan.

Tundingan mengarah pada oknum Disdik Subang yang bermaian pada pelaksanaan Rehab Ruang Kelas Baru (RKB) salah satunya pemasangan Baja ringan sekolah di SD Negeri yang ada di Pantura.

Pasalnya, di lihat dalam juklak dan juknis (DAK) bahwa setiap pelaksanaan kegiatan di sekolah harus di swakelolakan dengan kata lain harus di kerjakan oleh pihak sekolah dan membentuk Panitia Pembangunan Pembangunan Sekolah (P2S) dan sekolah merupakan manager dalam kegiatan tersebut.

Salah satu sumber BN yang mengaku sebagai kepala sekolah yang namanya minta di rahasiakan mengatakan adanya pengkondisian atau ada main antara oknum Disdik Subang tersebut dengan para pengusaha Baja ringan

“Sebetulnya saya pingin belanja sendiri namun apalah daya saya hanya bisa mengikuti petunjuk atasan,” ujarnya.

Tempat terpisah. Asep Supendi yang mengaku sebagai anggota LSM Pantura kepada BN mengatakan diduga program DAK ini ada main antara pengusaha baja ringan dengan oknum Disdik Subang ini terbukti dengan adanya pengambilan uang DP yang di lakukan oleh oknum disdik terhadap pihak sekolah.

“Saya bisa membuktikan bahwa ada main antara pengusaha dan oknum Disdik Subang yang di ketahui menjabat sebagai staf di kantornya,” ucapnya.

Tatang Komara selalu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang saat di konfirmasi BN melalui selulernya mengatakan tidak membenarkan adanya bahwa ada main salah satu oknum staf nya dengan pihak pengusaha baja ringan.

“Dalam program DAK ini kami hanya menyarankan saja dan memberitahukan kalau mau pasang baja ringan ke sini saja,” katanya BN,

Ditanya BN, kalau benar itu saran kenapa semua sekolah pemasangan baja ringan di lakukan oleh orang yang sama?

Kadisdik berdiam dan tidak mau menjawab. Dan saat di mintai pertemuan dengan BN untuk menunjukkan bukti-buktinya. Kadisdik Subang seolah menghindar dan tidak mau bertemu, dengan beralasan takut tidak bisa menepati janji. (M.tohir/nury/tim)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button