NTT

38 rumah di Watutedang terancam Abrasi

MAUMERE, NTT, BN-Gelombang Laut sawu di pantai selatan kembali mengancam warga desa Watutedang, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka.,Kamis(17/9/2020) siang.

Gelombang Pasang atau Abrasi menggenangi rumah warga juga merusak akses jalan (lagokagur-wairdoik) tepatnya tanggul penahan ombak antara Dusun Bangboler Desa Hepang dan Dusun Tiget Desa Kolidetung.

Akibatnya sekitar 38 Rumah warga Dusun Tikang dan Dusun Ililewa Desa Watutedang terancam abrasi.

Selain rumah warga yang digenangi air laut adapun tanggul penahan gelombang air laut di Dusun Bangboler Desa Hepang dan Dusun Tiget Desa Kolidetung juga mengalami kerusakan kurang lebih 50 meter ( panjang tanggul ) sehingga akses jalan pantai selatan yang menghubungkan Desa Kolidetung dan Desa Hepang ( Lagokagur-Wairdoik ) sementara terhenti.

Kanit Sabhara Polsek Lela, AIPDA I Nengah Mertayasa dan Kasie Humas Polsek Lela BRIPKA Simon Moat Sola bersama Kepala Desa Watutedang Bapak Yuvinus Reko dan warga mengamankan barang-barang seperti : Perabot dapur, Sampan dan binatang peliharaan.

Camat Lela Herman Donbosko Da Lopez ikut memantau lokasi Abrasi dan meninjau kondisi warga yang terdampak,Sementara Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten SIKKA,Yullenz Siswanto tiba dilokasi abrasi dan melakukan pendataan warga terdampak abrasi..Selanjutnya bersama Camat Lela dan Anggota Polsek Lela memeriksa tanggul di Bangboler-Tiget.

Ketua RT/RW 004/002, Servulus K. Domini mengatakan bahwa kejadian abrasi tersebut tidak Ia sangka sebelumnya sebab terjadi tiba-tiba. Dari kejadian tersebut Ia mengalami kerusakan dinding rumah, dapur, perabot rumah yang terbawa air laut.

Dikatakannya bahwa dua dusun di Watutedang ini setiap tahun selalu menjadi langganan abrasi. Mereka tetap betah di tempat itu meskipun dihimbau untuk pindah ke dusun Kloang Lorang yang terletak diperbatasan.

Warga Dusun Bangboler RT/RW 018/003 Desa Hepang Bpk Etolinus Glindus yang rumahnya Persis didepan tanggul penahan ombak mengharapkan bisa secepatnya diperbaiki sehingga tidak mengganggu masyarakat bekerja.

Warga Dusun Tiget Desa Kolidetung, Ambrosius Ajutaris menyampaikan bahwa abrasi tersebut sudah berulang Kali dan hari ini adalah hari keempat. Syukur terjadinya disiang hari sehingga kita Masih dapat mengantisipasi dengan berjaga-jaga

Kejadian abrasi tersebut mulai meredah sekitar pukul 15.00 wita Situasi terkendali dan tidak ada korban jiwa.(athy meaq).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button