Kepala BPBD Kota Subulussalam Klarifikasi Kritikan YARA
SUBULUSSALAM, ACEH, BN – Atas peristiwa terjadinya musibah kebakaran hebat beberapa pekan lalu yang terjadi di Desa Subulussalam Selatan,Kecamatan Simpang Kiri ,Kota Subulussalam dan menghanguskan 10 Unit rumah dan 3 lainnya rusak berat,menuai kritikan salah satunya oleh Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh ( YARA ) perwakilan Kota Subulussalam.
YARA menyampaikan perihal lambannya kinerja BPBD Kota Subulussalam dalam penanganan kebakaran tersebut ( baca di YARA Subulussalam : Ganti Kepala BPBD, Benahi Serta Evaluasi Kinerja Pemadam Kebakaran, ( baca, https://bidiknasional.com/2021/08/yara-subulussalam-ganti-kepala-bpbd-benahi-serta-evaluasi-kinerja-pemadam-kebakaran/)
Menanggapi hal tersebut Adita Karya,S.Hut.M,S Kepala BPBD Kota Subulussalam mengucapkan terima kasih atas kritikan dan masukan dari YARA Perwakilan Kota Subulussalam.
“Kami jelaskan bahwa sarana dan prasarana dalam kegiatan penanggulangan kebakaran haruslah dilihat secara komprehensif agar tidak terjadi bias penafsiran,” terang Aditia (13/08).
Soal sarana pemadam seperti pompa tak berfungsi, kata dia, hal tersebut dikarenakan sebagian personil pemadam kebakaran (Damkar) kurang memahami sistem operasional atau cara mengoperasikan sehingga terkendala saat operasional dilapangan.
Berdasarkan standar operasional damkar, pada dasarnya anggota damkar telah berhasil memutuskan sebaran api sehingga tidak menjalar kemana-mana.
“Sebenarnya kita sudah melakukan langkah-langkah kerjasama melalui pembinaan dan pendisiplinan yang dilakukan anggota TNI terhadap petugas damkar, baik dilapangan maupun di posko. Ini sudah berlangsung sekitar 6 bulan. Namun penegakan disiplin belum berubah secara signifikan. Mudah-mudahan kami berharap ada perubahan nyata,” terangnya.
Untuk itu, di tahun ini pihaknya akan mengadakan pelatihan dasar damkar tingkat klasifikasi D dan selanjutnya akan ditingkatkan ke klasifikasi C, B dan A dengan mendatangkan instruktur dari Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) yang ditunjuk melalui pihak ketiga dengan lisensi pengalaman dalam pelatihan damkar ditingkat formula.
Dia mengklaim sudah melakukan evaluasi terhadap petugas damkar dan hasilnya belum satupun petugas yang memiliki sertifikasi yang keabsahannya diakui negara.
“Tentu yang dibenahi terlebih dahulu adalah sumber daya manusia (SDM) agar sistem manajemen damkar dapat tertata dengan baik,” jelasnya.
Sedangkan penyediaan layanan Call Center, masih kata Aditia, sebenarnya sudah terpasang nomor 06272431063.
Bagi masyarakat yang mengetahui adanya kebakaran dapat menghubungi nomor tersebut diatas. Bahkan sudah dilengkapi alarm peringatan untuk petugas damkar yang ada di pos penjagaan, serta baju APD.
“Peralatan bagi petugas sebenarnya sudah lengkap, hanya saja petugas kerap terburu-buru sehingga lupa memakai APD. Sudah kami ingatkan agar petugas siaga dan waspada dengan melengkapi diri dengan APD,” paparnya.
Begitu pula dengan tangki mobil damkar memiliki kapasitas mulai dari 3.000 liter, 4.000 liter dan 5.000 liter. Selama ini, petugas mengisi tangki mobil damkar mengambil air Sungai Kudong dengan memakan waktu cukup lama.
Sebagai antisipasi, pihaknya berencana akan membangun instalasi air dalam bentuk tandon air, di 3 kecamatan dengan maksud efisiensi waktu dalam mengisi ulang tangki.
“Mudah-mudahan rencana ini dapat didukung oleh semua pihak agar sistemnya dapat terlaksana dengan baik,” ujar Aditia.
Ia menambahkan soal honor petugas damkar Subulussalam sudah berada diatas rata-rata kabupaten/kota lainnya di Provinsi Aceh dan keselamatan kerja petugas damkar telah diikutsertakan dalam BPJS ketenagakerjaan.(Darminto bancin)