Foto: Komisi B DPRD Sidoarjo saat sidak ke sentra industri tempe dan tahu di Desa Sedenganmijen, Krian
SIDOARJO, BIDIKNASIONAL.com – Komisi B DPRD Sidoarjo menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke Sentra Perajin Tempe dan Tahu di Desa Sedenganmijen, Kecamatan Krian, Sidoarjo untuk menanggapi informasi yang menyebut harga kedelai semakin mahal.
Hal ini dilakukan oleh Komisi B dikarenakan, adanya isue mahalnya harga kedelai di pasaran.
Komisi B yang membidangi perekonomian ini bakal menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dan berharap ada solusi dari pemerintah daerah setempat terkait hal tersebut.
Ketua Komisi B DPRD Sidoarjo, Bambang Pujianto, mengatakan bahwa pihaknya akan segera mengadakan RDP dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo. RDP atau yang biasa disebut Hearing itu juga mengundang perwakilan perajin tempe dan tahu untuk mencari solusi guna mengatasi mahalnya harga kedelai.
Ia berharap, aksi mogok para perajin tempe dan tahu bisa diakhiri. Pasalnya, tempe merupakan lauk yang cukup digemari dan dibutuhkan masyarakat. “Tempe mengandung protein yang sangat dibutuhkan. Saya rasa mogoknya jangan sampai berlarut-larut,” kata Bambang, Rabu (23/2).
Saat sidak, Bambang didampingi anggota Komisi B DPRD SIdoarjo, Sudjalil dan Riza Ali Faizin, mendapat keluhan harga kedelai yang melonjak hingga Rp11 ribu per kilogram. Padahal, harga normalnya berada di kisaran Rp8-9 ribu per kilogram.
“Harga kedelai yang menyentuh Rp11 ribu, tidak sebanding dengan biaya pembuatan dan harga pasaran. Kita ingin pemerintah segera merespons keluhan ini,” kata perajin tempe dan tahu di Desa Sedenganmijen. (yah)