Oknum Penyidik Polsek Tapung Dituding Aniaya Terduga Pelaku Penganiayaan
■ Keluarga Tak Terima Segera Lapor Bidpropam
KAMPAR, BIDIKNASIONAL.com – Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo meluncurkan program PRESISI (Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi serta Berkeadilan) untuk mengubah wajah Polri di masyarakat. Namun tampaknya jajaran di bawahnya ada yang belum paham gebrakan Kapolri tersebut.
Seperti yang diduga dilakukan oknum-oknum penyidik Reskrim Polsek Tapung, Resort Kampar, Polda Riau. Betapa tidak? pada pers rilis berikut gambar 2 (dua) remaja terduga penganiayaan berat terhadap sahabatnya sendiri oleh humas Polres Kampar, diduga kuat oknum penyidik Polsek Tapung hanya bermodal keterangan pihak keluarga dan korban.Protes itu disampaikan keluarga korban pada media.
Sementara itu, terkait pers rilis yang disebut sumbernya dari Humas Polres Kampar tersebut, Kasi Humas Polres Kampar AKP
Arilon sendiri enggan mengamini saat dikonfirmasi terkait kebenaran produk pers rilis itu adalah milik pihaknya, terlebih dia tampak tidak memberi tanggapan terkait itu, meski Kapolres Kampar AKBP Rido Purba telah menegaskan akan memberi teguran terhadap Kasi Humasnya.
“Nanti saya ingatkan Pak Arlion nya. Makasih,” tulis Kapolres Kampar berdarah batak tersebut membalas pesan whatsapp wartawan.
Lain sisi, berdasarkan fakta yang diungkap dari para sahabat korban dan tertuding (diduga keras pelaku) berbeda dengan tuduhan oknum penyidik Unit Reskrim Polsek Tapung terhadap TS yang diyakini sebagai eksekutor.
Para kerabat TS tegaskan saat itu dia sedang berada di Flamboyan. Dikatakan sumber itu, saat terjadi dugaan tindak pidana terhadap
korban R (18), mulanya disebutkan korban mengendarai SP Motor miliknya yang dikabarkan juga turut raib, ditumpangi teman wanita korban SR (19), bertujuan mengantar pulang SR ke rumahnya di kawasan perumahan perkebunan inti.
Disebut-sebut korban sempat melalui telepon berkeinginan menyusul posisi keberadaan TS yang saat itu bersama Enjo (18) sedang santai menikmati malam akhir pekan di kaki lima
pelataran Ruko sekitar Flamboyan.
Enjo sendiri juga meyakini bahwa dirinya bersama TS tiba di Flamboyan sejak mulai petang, demikian juga disebutnya sahabat
mereka bernama Noval dan Ibnu yang lebih ketahui keberadaan korban karena disebut-sebut temani korban antar SR kerumahnya
pada malam itu.
“Aku sama Toso (TS) di Flamboyan waktu kejadian itu, Noval sama Ibnu yang kawani Rizal (korban) antar ceweknya,” kata Enjo sembari menambahkan sahabatnya Noval dan Ibnu kemudian menyusul mereka untuk turut menikmati akhir pekan bersama di
Falamboyan, namun korban sendiri tak kunjung tiba di flamboyan, melainkan ditemukan warga terkapar di jalan poros Desa Plambaian menuju Alamanda.
Terpisah, Ibnu saat dikonfirmasi menerangkan kondisi berbeda dengan Enjo, terangnya pada hari Sabtu petang sebelum kejadian korban, dia mengaku masih berada dirumah teman wanitanya di Kijang Rejo inisial (I), malam itu juga, setelah tinggalkan rumah (I), dia mengatakan susul sahabatnya bernama Noval yang sedang berada di sekitaran TKP penemuan korban tergeletak tidak sadarkan diri akibat diduga pendarahan otak bagian belakang yang disebabkan pukulan benda tumpul.
Bahkan Ibnu mengaku bersama Noval ketemu korban berkendara dengan teman wanitanya SR, terkonfirmasi Ibnu, korban bertujuan
ke Flamboyan, dia juga katakan usai susul Noval lanjut pulang ke rumahnya untuk ganti baju dan tinggalkan SP Motor yang ia
kendarai, selanjutnya menyusul TS dan Enjo yang berada di Flamboyan menggunakan SP Motor Noval.
“Aku abis dari rumah cewekku (I) di bekoan ke-1, abis itu nyusul Noval ke jalan alamanda di sekitar blok berapa aku lupa, tapi dekat
simpang yang bisa tembus perumahan inti itu aku jumpa Rizal (korban) sama ceweknya, dia bilang mau ke Flamboyan,” ujar Ibnu.
Lebih rinci Ibnu menyebut, dia bersama Noval setelah tiba di Flamboyan dimana lokasi tempat keberadaan TS dan Enjo, Ibnu mengaku melalui telepon pertanyakan keberadaan posisi korban.
“Sampe di Flamboyan aku dan Noval bertemu Toso (TS) sama Enjo, aku telepon Rizal (korban) rupanya udah balek, uda sampai jalan Sumber Makmur, abis tu kami pun bubar dari tongkrongan sekitar jam sebelas (23.00 wib), aku sama Noval boncengan, kalo Toso sama Enjo lupa aku bareng atau gak sama kami pulangnya,” jelas Ibnu.
Kepada wartawan Ibnu juga mengaku langsung pulang ke rumah, dan malam itu dia juga melihat lampu rumah korban tampak terang, padahal, hafalnya biasa rumah korban selalu gelap jika malam sudah mulai larut, dan pagi harinya dia baru mendengar kabar korban dibegal.
Selain itu, disinggung tentang apakah malam itu dia, TS, Enjo dan Noval sempat bersama atau ketahui keberadaan terduga pelaku
AA, Ibnu menyebut tidak bersama ataupun ketahui keberadaan AA melalui komunikasi telepon hari itu, demikian pula keterangan
yang sama oleh Enjo dan Noval melalui konfirmasi terpisah.
Menanggapi penangkapan yang dianggap semena-mena oleh Penyidik Polsek Tapung, orang tua TS dan AA merasa sangat kaget, selain anggap mustahil anaknya diduga pelaku, terlebih para orang tua mengutuk perlakuan oknum penyidik Reskrim Polsek Tapung yang tangkap dan siksa anaknya diduga pakai
bogem mentah dan kekerasan.
Terang orang tua terduga pelaku, mulai ditangkap anaknya pada jumat 22 april 2022 lalu hingga hari minggu 24 april 2022 masih
tampak gambar terduga pelaku TS mengalami bengkak di bibir kiri atas, terduga TS kepada ibunya juga mengaku beberapa gigi depannya goyang dan nyaris lepas.
Prihatin atas dugaan penganiayaan oleh oknum-oknum penyidik unit Reskrim Polsek Tapung kepada para terduga tersebut, kepada
wartawan para orang tua mengaku keberatan, bahkan orang tua TS menegaskan dalam waktu dekat akan segera membuat laporan ke Bidpropam Polda Riau.
Laporan : Hs
Editorial : Budi Santoso