JATIMSURABAYA

Prihatin Atas Peristiwa Kanjuruhan, H. Hafidzul Hakim Noer: Menjadi Teguran Keras Insan Persepakbolaan Indonesia

Korban peristiwa kanjuhurun (kanan) & H. Hafidzul Hakim Noer Pembina majelis Syubbanul Muslimin Pengasuh Pon Pes Nurul Qadim Probolinggo Jawa Timur

SURABAYA, BIDIKNASIONAL.com – Miris melihat kondisi Persepakbolaan di Indonesia. Tak beranjak menjadi lebih baik malah semakin hari malah mengalami kemunduran. Padahal sebentar lagi di Surabaya menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Melihat langsung dari peristiwa kericuhan di Stadion Kanjuruhan, kejadian ini bisa menjadiĀ  teguran keras bagi insan persepak bolaan Indonesia. Hingga detik ini masih menjadi perdebatan bahwa pemain Arema kenapa masih berada di lapangan waktu itu, sedangkan pemain Persebaya sudah meninggalkan lapangan, Senin, 3 Oktober 2022.

Hal ini sebagai bentuk keprihatinan atas peristiwa kanjuhurun kata H. Hafidzul Hakim Noer Pembina majelis Syubbanul Muslimin
Pengasuh Pon Pes Nurul Qadim Probolinggo Jawa Timur ini.

H. Hafidzul Hakim memberikan pernyataannya kepada publik agar penanganan tragedi Stadion Kanjuruhan benar benar obyektif dan dapat menjadi pelajaran berharga bagi dunia persepakbolaan kedepan.

“Menurut saya peristiwa ini bukanlah kesalahan siapa siapa, di dalam kondisi seperti ini jangan kita mencari siapa yang salah, Tetapi saatnya kita intropeksi mungkin ini teguran dari Allah yang kadang kita lalai. Saya kira Polisi dan TNI sudah menjalankan prosedur yang benar. Tentunya Polisi tidak akan bertindak kalau tidak ada api, memang simalakama ya menjadi polisi.” Ujar Gus Hafidz.

Selain itu menurutnya kita harus benar benar berbenah dari segala bidang, khususnya dunia persepak bolaan.

“Pesan saya, kita harus dewasa dalam ber medsos , sebab di Indonesia ini kan maha benar netizen atas semua pendapatnya. Dalam kasus ini kita harus bijak, tidak boleh menyudutkan satu sama lain, sudah saatnya kita bermuhasabahtun Nafsi yaitu Intropeksi diri agar kedepan sepak bola Indonesia lebih baik lagi dan TNI Polri dapat tetap menjaga rakyat indonesia, apalagi kita melihat jasa mereka untuk mengamankan Indonesia juga besar,” ujarnya.

“Kita juga gak perlu menyalahkan supporter, sebab mereka mengalami kekecewaan adanya dugaan wasit yang kurang fair, belum lagi ketidak percayaan publik terhadap PSSI itu juga menjadi kondisi yang kurang sehat,Selama itu tak di benahi ya selamanya tidak pernah menjadi baik karena banyak kepentingan,” imbuhnya.

Untuk itu sambungnya, saatnya kita berbenah agar PSSI menjadi wadah para pesepak bola yang memiliki kompetensi apalagi kita akan menjadi tuan rumah Piala Dunia, tentu seyogyanya PSSI cepat berbenah demi masa depan Indonesia. Saatnya kita menjadi bangsa yang besar apalagi sudah di percaya menjadi presiden G20 begitu juga dengan dunia olah raga kita harus menjadi negara yang maju akan bidang olah raganya dengan berbenah diri mulai sekarang, ini teguran dari Allah SWT karena dunia sepak bola indonesia terlalu banyak intrik Selama ini. Semoga kejadian Kanjuruhan menjadi pil pahit alias obat untuk kesembuhan dunia sepak bola agar menjadi lebih baik kedepannya.” Pungkas Gus Hafidz.

Laporan: BYP/Rilis

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button