Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Soegiri Lamongan. Selasa, (8/11/2022)/foto: Bang IPUL / Tian
LAMONGAN, BIDIKNASIONAL.com –
Layanan di IGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soegiri Lamongan sejak satu Minggu terakhir dilakukan penerapan tes swab antigen bagi pasien yang masuk ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Hal ini dilakukan sebagai antisipasi deteksi dini penyebaran covid di RSUD dr. Soegiri setelah Jakarta adanya lonjakan covid-19,” kata Tadi, Skep, Ners Kasubag Hukum, Organisasi dan Pemasaran selaku Humas RSUD dr. Soegiri Lamongan diruang kerjanya.
Sementara, perkembangan covid di RSUD dr. Soegiri Lamongan sejak satu Minggu terakhir setelah ada lonjakan tinggi di Jakarta akhirnya kita, pihak RSUD dr. Soegiri Lamongan,red) antisipasi lagi.
Antisipasinya ya orang/pasien yang masuk ke rumah sakit melalui IGD jika ada indikasi atau gejalah apa ya tetap kita lakukan swab terlebih dahulu, jadi di screening/tindakan awal yang dilakukan petugas kesehatan terhadap pasien yang datang ke rumah sakit.
“Alhamdulillah, disampaikan Tadi, tujuannya adalah bagus biar nanti pelayannannya tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, KLB (kejadian luar biasa) dan lain sebagainya. Jadi sejak awal itu segala sesuatunya kita lakukan screening sesuai hasilnya, nati kita tempatkan diruang isolasi khusus.
Tujuannya adalah hanya memetakan saja, biar tidak bercampur dengan pasien yang lain atau pasien non positiv, dilihat kondisi hasil keakuratan swab antigen setelah itu kalau terindikasi harus PCR, ya dilakukan PCR.
Kembali dijelaskan oleh Tadi, sejak satu Minggu terakhir pasien di RSUD dr. Soegiri yang positif sudah ada enam orang pasien berdasarkan laporan hari kemarin yang di isolasi, dan isolasinya pun waktunya cuma pendek tidak seperti yang dulu.
Sedangkan untuk laporan pasien yang isolasi di RSUD dr. Soegiri per hari ini tinggal satu orang pasien,” bebernya. Selasa, (08/11).
Ditegaskan oleh Tadi, jika pasien yang masuk ke IGD RSUD dr. Soegiri harus melalui screening deteksi dini dengan tes antigen terlebih dahulu dan bila terindikasi akan dilakukan tes PCR kemudian pasien di isolasi. Karena data diagnosa yang akurat adalah tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Jika pasien setelah dilakukan tes antigen hasil keakuratannya negativ maka pasien dilakukan tindakan seperti biasanya. Namun demikian, menurutnya tidak akan mengurangi tindakan pelayanan medis kepada pasien soal pengobatannya sesuai dengan prosedur yang ada di rumah sakit,” tehasnya.
Ditambahkan oleh Tadi, untuk pasien yang dari hasil screening awal positiv selanjutnya dilakukan tes PCR kemudian di isolasi di RSUD dr. Soegiri Lamongan sambil menunggu hasilnya keluar.
Ketika hasil PCR nya negativ maka akan dilakukan PCR lagi sampai dua kali jika hasilnya negativ maka pasien baru bisa masuk ke ruang inap.
Lebih lanjuut, akan lebih aman untuk dirinya juga bagi pasien yang lain, karena transmisi pengobatannya lebih fokus, obatnya sudah tepat sesuai dengan spesifikasi penyakitnya.
Semisal pasien tidak terdeteksi dan dirawat diruang lain, kalau rumah sakit tidak menerapkan screening, maka pasien tidak mendapatkan pengobatan tentang positivnya dan lagi pula pihak rumah sakitnya yang akan disalahkan. Semua ini bagian dari antisipasi agar tak lagi terjadi lonjakan,” tutupnya.
Diketahui bahwa pasien isolasi di RSUD dr. Soegiri cuma boleh dijaga oleh satu orang tidak boleh keluar dan juga tidak boleh diganti oleh keluarga yang lain.
Sementara, Lilis salah satu keluarga pasien yang jaga anaknya di ruang Kemuning mengatakan, ruangannya puanas tidak ada kipas angin atau yang lain lebih-lebih nyamuknya banyak sekali.
Saya sudah menyampaikan ke keluarga agar segera dikirimi kipas angin juga autan atau soffel karena nyamuknya banyak sekali. “Saya berdo’a semoga hasil PCR nya negativ dan anak saya seger segera sembuh dan bisa pulang dari rumah sakit,” ujar Lilis.
Penulis : Bang IPUL / Tian
Editorial : Budi Santoso