SULTENG

Petani Rumput Laut Gagal Panen Akibat Serangan Bulubabi

PARIGI MOUTONG, SULTENG, BN – Sejak tahun 2017 hingga tahun 2018, petani rumput laut di Wilayah pesisir pantai desa Malalang Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Terpaksa “gigit jari”. Gagal panen rumput laut yang di alami petani diperkirakan senilai sampai ratusan juta rupiah (30 hektar) kena serangan ‘Echinoidea’ sejenis penyakit rumput laut yang sulit.

Diberantas. Salah seorang petani rumput laut kepada BN ketika dihubungi via ponselnya Jumat (9/3) menceritakan, kegagalan panen rumput laut di Kecamatan Mepanga Kabupaten Parimo (Sulteng) sudah terjadi selama 2 tahun berturut turut, sehingga kerugian yang dialami petani rumput laut untuk tahun 2018 mengalami kerugian seratusan juta untuk enam kelompok di desa Malalang.”Tahun 2017 usaha petani rumput laut sudah mengalami gagal panen akibat serangan ‘Echinoidea’. Namun perkiraan teman petani untuk mengusir gangguan penyakit itu melalui berbagai macam cara pada musim tanam berikutnya, nampaknya sia-sia, sehingga pada luasan lahan 30 hektar milik enam kelompok petani desa Malalang, juga mengalami kerugian yang lebih besar” lapor Mas’ud kemedia.Arsin selaku Kades Malalang saat dihubungi BN sore membenarkan jika petani rumput laut sebanyak enam kelompok di desanya telah mengalami gagal panen dengan rincian kerugian ratusan ribu rupiah.”Rumput Laut didesa kami merupakan salah satu program unggulan dibidang kelautan, khususnya untuk pemberdayaan masyarakat pesisir. Budi daya rumput laut yang dikerjakan lebih dari enam kelompok. Hasilnya setiap musim panen sebelum ada serangan hama bulu babi, cukup banyak yang dihasilkan petani rumput laut yaitu penghasilan ratusan ton. Namun belakangan ini sudah tidak bisa diharapkan lagi hasil panennya termasuk modal awalnya juga” ungkap Arsin.Malah sekarang, para petani rumput laut yang kena dampak serangan hama bulu babi dikawasan area tanam rumput laut, akhirnya beralih profesi menjadi nelayan tradisional walaupun keberadaan cuaca sangat mengancam keselamatan mereka. Dan hal itu memang tak dapat dipungkiri lagi oleh karena kebutuhan untuk kehidupan anak dan istri, kata Kades Malalang.Untuk saat ini lanjutnya, pihaknya ditahun 2018 untuk program pemberdayaan masyarakat sementara waktu belum memprogramkannya, dengan alasan bahwa hasil evaluasi sejak diserang hama buluh babi, hanya mengalami kerugian. Padahal bibit yang dilepas itu merupakan bibit handal dengan dilakukan pembersihan awal disekitar lahan sebelum lepas bibit, namun juga tetap terkena hama.”Kami akan memprogramkan kembali pada tahun 2019 dengan memberikan pelatihan kepada petani terkait untuk model metode perawatan rumput laut dan tata cara penanamannya. Apa lagi produksi rumput laut asal Malalang ini adalah rumput laut terbaik di Kabupaten Parimo” tutup kades. (P’de)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button